Find Us On Social Media :

Gunung Agung di Ujung Ekor Naga yang Masih Liar

By K. Tatik Wardayati, Jumat, 11 Januari 2019 | 20:00 WIB

Letusan ini masih belum apa-apa.

Tapi dalam hari-hari berikutnya tenaga yagn mendorong dari bawah itu makin lama makin kuat dan akhir Maret kawah Gunung Agung mengalah, dan memuncratlah lahar yaitu batu cair yang beribu-ribu Celcius panasnya.

Hebatnya malapetaka Gunung Agung ini disebabkan karena Bali padat penduduknya, dan subur tanahnya.

Akan tetapi jangan pula dilupakan bahwa kesuburan tanah itu justru disebabkan oleh ledakan Gunung Agung di abad-abad yang lampau.

Baca Juga : 'Kalahkan' Krakatau, Ini Dua Gunung Api Indonesia dengan Letusan Paling Dahsyat, Salah Satunya Picu Kekalahan Napoleon

Abu yang disemprotkannya itu justru menyuburkan Bali seperti juga kesuburan Sumatera dan Jawa adalah karunia Tuhan melalui ledakan gunung apinya.

Berkat gunung api itulah maka Jawa dapat memberi makanan kepada penduduknya (lebih dari 400 jiwa di setiap km persegi: keadaan pada tahun 1930), sedangkan pulau Kalimantan yang tak mempunyai satu gunung api pun waktu itu hanya mempunyai penduduk 4 jiwa di setiap km persegi. (Berdasarkan tulisan Dr. Peter Stubbs “The Balinese ride on a dragon’s tail” dalam “New Scientist”, London.)