Find Us On Social Media :

Sering Dibilang Lebih Sehat, Ternyata Makanan Organik Lebih Berbahaya Untuk Iklim Daripada Makanan Non-organik

By Mentari DP, Senin, 24 Desember 2018 | 06:00 WIB

“Penggunaan lahan yang lebih besar dalam pertanian organik secara tidak langsung mengarah pada emisi karbon dioksida yang lebih tinggi, berkat deforestasi,” kata Stefan Wirsenius, salah satu penulis penelitian tersebut.

“Produksi pangan dunia diatur oleh perdagangan internasional, jadi bagaimana kita bertani di Swedia (misalnya) memengaruhi deforestasi di daerah tropis.”

“Jika kita menggunakan lebih banyak lahan makanan organik untuk jumlah makanan yang sama dengan non-organik, maka secara tidak langsung kita melakukan deforestasi yang lebih besar di tempat lain.”

Diketahui deforestasi adalah proses penghilangan hutan alam dengan cara penebangan untuk diambil kayunya atau mengubah lahan hutan menjadi non-hutan.

Sebagai contoh, tim peneliti menemukan bahwa kacang polong organik yang dibudidayakan di Swedia memiliki dampak sekitar 50 persen lebih besar pada iklim daripada kacang polong yang dibudidayakan menggunakan metode konvensional.

Untuk bahan makanan lain ada perbedaan yang bahkan lebih besar, dengan gandum musim dingin Swedia mendekati 70 persen.

Baca Juga : Tsunami Banten, Bukti Bahwa Hanya Soal Waktu Tsunami Terjang Wilayah Indonesia