Find Us On Social Media :

Waspadai, Wanita Cenderung Lebih Sering Mengalami Hipokalemia Daripada Pria

By K. Tatik Wardayati, Minggu, 30 Desember 2018 | 08:00 WIB

Intisari-Online.com – Pada suatu malam, kami mendapati ibu merintih kesakitan sambil memegangi perutnya.

Kami tahu bahwa ibu memiliki sakit maag, jadi kami berpikir maag Ibu kambuh.

Menurut Ibu, sakit ulu hatinya seperti disayat-sayat. Segera kami membawanya ke UGD sebuah rumah sakit.

Dari hasil pemeriksaan darah, dokter mendiagnosis bahwa kadar kalium dalam darah Ibu ternyata rendah.

Baca Juga : Orak-arik Bola Tahu Ayam, Sarat Kalium untuk Berbuka Puasa dan Sahur

Kadar kalium rendah dalam darah disebut juga hipokalemia.

Kalium adalah mineral yang dibutuhkan tubuh untuk bekerja secara normal.

Ini membantu otot untuk bergerak, sel untuk mendapatkan nutrisi yang mereka butuhkan, dan saraf untuk mengirim sinyal mereka.

Kalium sangat penting untuk sel di jantung, dan membantu menjaga tekanan darah agar tidak terlalu tinggi.

Baca Juga : Hipokalemia pada Boni Hargens: Inilah 10 Makanan Kaya Kalium

Ada banyak alasan mengapa kita bisa memiliki kadar kalium rendah, demikian dilansir dari webmd.

Mungkin karena terlalu banyak kalium yang masuk melalui saluran pencernaan.

Yang paling umum, kita bisa mengalami hipokalemia saat: sering muntah, mengalami diare, ginjal atau kelenjar adrenalin tidak berfungsi dengan baik, atau minum obat diuretik.

Meski jarang, hipokalemia bisa juga terjadi karena asupan kalium yang terlalalu sedikit dalam makanan sehari-hari kita.

Baca Juga : Benarkah Makanan yang Mengandung Kalium Seperti Pisang dapat Menurunkan Tekanan Darah Tinggi?

Penyebab lain terjadinya hipokalemia, termasuk: terlalu banyak minum alkohol, berkeringat banyak, kekurangan asam folat, konsumsi antibiotik tertentu, kadar asam tinggi dalam darah, minum pencahar yang lama, jenis tembakau tertentu, beberapa obat asma, dan magnesium rendah.

Wanita lebih sering cenderung mengalami hipokalemia daripada pria.

Jika bersifat sementara, atau hanya mengalami sedikit  hipokalemia, kita mungkin tidak merasakan gejala apa pun.

Namun, ketika kadar kalium turun di bawah level tertentu, kita mungkin mengalami: kelemahan, kelelahan, kram otot, sembelit, dan aritmia (ritme jantung yang abnormal).

Baca Juga : Kram Otot, Salah Satu Tanda Kekurangan Kalium dalam Tubuh

Hipokalemia juga dapat mempengaruhi ginjal. Kita mungkin harus ke kamar mandi lebih sering, dan juga merasa haus.

Dalam kasus yang parah, kelemahan otot dapat menyebabkan kelumpuhan dan kemungkinan gagal napas.

Kita membutuhkan tes darah untuk dokter mengetahui apakah kita mengalami hipokalemia.

Ia akan bertanya tentang riwayat kesehatan kita. Dokter ingin tahu apakah kita pernah menderita penyakit yang menyebabkan muntah atau diare.

Baca Juga : Kalium Sang Sahabat Jantung

Dokter pun akan bertanya kondisi apa yang mungkin kita alami yang dapat menyebabkan hipokalemia tersebut.

Lalu, tes urine pun dilakukan sehingga dokter dapat mengetahui apakah kita kehilangan kalium saat buang air kecil.

Karena kadar kalium rendah yang kadang-kadang dapat mempengaruhi tekanan darah, maka dokter akan memeriksanya juga.

Dokter mungkin akan melakukan elektrokardiogram (EKG) jika diperkirakan kita mungkin mengalami aritmia.

Baca Juga : Mengapa Kita Butuh Kalium?

Ini adalah salah satu efek samping yang lebih serius, dan mengubah cara dokter memilih untuk mengobati masalah tersebut.

Kita bisa mendapatkan lebih banyak kalium dengan mengonsumsi suplemen. Namun, dalam beberapa kasus, perlu untuk memasukkan kalium melalui suntikan.

Ini dilakukan jika: kadar kalium sangat rendah, mengonsumsi suplemen pun tidak meningkatkan kadar kalium, dan kadar kalium yang rendah menyebabkan ritme jantung tidak normal.

Untuk mendongkrak kadar kalium yang rendah dalam darah, kita pun dapat mengonsumsi makanan seperti: aprikot, pisang, blewah, buah kering, melon, kiwi, mangga, jeruk, pepaya, delima, labu, avokad, atau kismis.

Baca Juga : Tekan 5 Titik pada Tubuh Ini,Tekanan Darah Tinggi dan Sakit Kepala pun akan Reda

Atau dari sayuran yang tinggi kalium, seperti: bit, kacang panggang, kacang hitam, brokoli, kubis, kacang-kacangan, okra, bawang, lobak, kentang, bayam, tomat, atau jus sayuran.

Makanan tinggi kalium lainnya: cokelat, kelapa, sup krim, kentang goreng, granola, es krim, susu, sup kedelai jepang, selai kacang, keripik kentang, pengganti garam, tahu, atau yogurt.

Ketika hipokalemia terjadi karena kondisi medis lain, dokter akan membantu mengobatinya.

Jika kadar kalium rendah karena diuretik, dokter mungkin akan melepaskan Anda dari ketergantungan diuretik.

Baca Juga : Khasiat Tersembunyi Bawang Merah, Ampuh Hajar Sembelit Dan Tekanan Darah Tinggi

Selalu periksakan dengan dokter sebelum kita menghentikan obat apapun.

Juga, tanyakan pada dokter sebelum kita mengonsumsi suplemen kalium.

Bila terlalu banyak kalium dalam sistem tubuh kita, maka dapat menyebabkan hiperkalemia.