Find Us On Social Media :

Anak Anda Sering Jatuh Padahal Sudah Bukan Balita Lagi? Wajar atau Justru Sinyal Bahaya?

By K. Tatik Wardayati, Kamis, 13 Desember 2018 | 13:00 WIB

Baca Juga : Melindungi Secara Berlebihan, 1 Dari 8 Sikap Orangtua yang Berdampak pada Tumbuh Kembang Anak

Menurut dr. Richardus Herman Waluya, SpA, ada beberapa kemungkinan gangguan yang menyebabkan anak sering jatuh. 

Akibat susunan otak, saraf perifer, dan sensorik yang terganggu, terjadilah kesulitan berpikir, merencanakan, lalu memproses informasi dan mengeksekusinya dalam bentuk gerak. Hal ini disebut motor dyspraxia atau ceroboh (clumsy).

Sejak bayi, dispraksia motor dapat dilihat salah satunya dari keterlambatan mencapai tonggak perkembangan, seperti terlambat berguling, merangkak, dan berjalan.

 Sedangkan di usia batita atau prasekolah, mereka tampak kesulitan ketika mengayuh pedal sepeda roda tiga atau melakukan kegiatan fisik seperti naik tangga, berlari, dan melompat jika dibandingkan dengan anak-anak lain pada usia yang sama.

Baca Juga : Susunan Makanan Seimbang Bagi Tumbuh Kembang Anak

Pada saat berjalan, mereka juga cenderung lebih cepat/sering jatuh dibandingkan anak lain yang normal. 

Kelainan pada bentuk kaki

Kaki adalah fondasi yang menyangga tubuh. Pada saat berdiri, tulang paha, lutut ke bawah, dan engkel harus berada pada posisi lurus.

Pada tungkai bawah kaki anak terjadi pertumbuhan dan perkembangan di mana ada perputaran atau rotasi sampai usia 6-7 tahun.

Baca Juga : Orangtua yang 'Overprotektif' Tidak Baik untuk Tumbuh Kembang Anak

Jika lewat usia tersebut anak masih suka jatuh, maka perlu diduga ada kelainan pada anatomi kaki.