Find Us On Social Media :

Inilah Alasan Mengapa Bayi Sering Menendang di Dalam Rahim

By Mentari DP, Minggu, 2 Desember 2018 | 19:30 WIB

 

Intisari-Online.com – Dalam kondisi hamil, seorang ibu pasti merasakan perbedaan dari usia kehamilan muda hingga sembilan bulan.

Selain merasakan perutnya yang terus membesar, ibu juga pasti sering merasakan bayinya sering menendang perutnya.

Bahkan ada beberapa kisah kuno yang mengatakan, jika tendangan bayi sangat keras, mungkin ia berjenis kelamin laki-laki.

Namun di luar dari berbagai pikiran tersebut, tahukah Anda mengapa bayi sering menendang di dalam rahim?

Baca Juga : Ini Obat Perang Ideal Nazi Jerman, Bisa Ubah Manusia Seperti Mayat Hidup

Dilansir dari dailymail.co.uk pada Minggu (2/12/2018), sebuah penelitian yang dilakukan oleh University College London mencoba menjawabnya.

Mereka menganalisis gelombang otak dari 19 bayi berusia dua hari, di mana beberapa di antaranya prematur.

Hasilnya ketika seorang wanita hamil merasakan tendangan dari bayinya yang belum lahir, anak tersebut mungkin 'memetakan' tubuhnya dan menjelajahi sekitarnya.

Menurut peneliti, hasil gelombang otak tersebut menjelaskan bahwa saat bayi berada di dalam rahim, dia mulai mengaktifkan wilayah otak mereka.

Diketahui pengaktifkan wilayah otak mereka tersebut terkait dengan gerakan sensorik dan dianggap penting dalam membantu mereka untuk 'mengenal' tubuh mereka.

Para peneliti mengukur gelombang otak yang dihasilkan saat bayi menendang selama tahap gerakan mata cepat tidur.

Gerakan mata cepat tidur adalah saat mimpi terjadi dan otak sangat aktif.

Baca Juga : (Video) Lucu dan Menggemaskan, Balita Ini Bingung dengan Ayah Aslinya yang Kembar Identik

Itu terdeteksi dengan memantau gerakan mata dan anggota gerak bayi, serta tingkat pernapasan mereka.

Hasilnya menunjukkan bahwa ketika bayi menendang, ia mengaktifkan daerah otak mereka yang terhubung ke input sensoris, yang dikenal sebagai korteks somatosensori.

Studi ini diterbitkan dalam jurnal Scientific Reports dan dipimpin oleh ahli klinis klinis penelitian Kimberley Whitehead.

“Gerakan spontan dan umpan balik akibat dari lingkungan selama periode perkembangan awal diketahui diperlukan untuk pemetaan otak yang tepat pada hewan seperti tikus,” kata penulis studi Dr Lorenzo Fabrizi.

“Di sini kami menunjukkan bahwa ini mungkin benar pada manusia juga dan ternyata benar.”

Sebagian besar wanita hamil mulai merasa bayi mereka bergerak antara 16 dan 24 minggu.

Gerakan dapat digambarkan sebagai apa pun. Mulai dari tendangan hinggaberguling, yang dapat berubah saat kehamilan berlangsung.

Oleh karenanya, Whitehead berharap hasil studinya ini dapat membuat dokter menyiapkan bantuan saat sang bayi lahir.

Sehingga saraf sensorik mereka dari rahim terus terasah baik hingga ia dilahirkan.

Baca Juga : Hindari Konsumsi 7 Makanan Berikut Sebelum Naik Pesawat Jika Ingin Penerbangan Nyaman!