Advertorial
Intisari-Online.com - Sabu-sabu terkenal dapat merusak tubuh dan membuat pengonsumsinya kecanduan.
Namun jarang yang tahu bahwa sabu-sabu pertama kali mendapatkan kepopulerannya pada tentara Nazi Jerman.
Sabu-sabu atau yang dalam istilah medis disebut crystal methamphetamine itu dikonsumsi oleh para pilot dan prajurit agar tetap terjaga selama Perang Dunia II.
Sabu-sabu telah menjadi obat perang yang ideal.
Baca Juga : Partai Berkarya: Julukan Bapak Korupsi Tak Pantas Dialamatkan pada Soeharto
Pada bulan September 1939, Temmler Werke, seorang pembuat obat yang saat itu berbasis di Berlin mencoba obat yang diciptakannya pada 1938 itu kepada mahasiswa.
Hasilnya sungguh mengagumkan, bahwa mahasiswa itu tiba-tiba mampu menghasilkan produktivitas yang mengesankan meskipun kurang tidur.
Sejak saat itu, Wehrmacht, tentara Perang Dunia II Jerman, membagikan jutaan sabu-sabu kepada tentara.
Surat kabar Inggris melaporkan bahwa tentara Jerman menggunakan "pil ajaib".
Tetapi bagi banyak tentara, mukjizat itu menjadi mimpi buruk.
Baca Juga : Mengelola 'Baper' dari Obrolan Politik Ala Narasi TV
Memang memiliki efek pada tubuh manusia yang sama buruknya.
Waktu istirahat yang singkat tidak cukup untuk memperpanjang waktu terjaga, dan para prajurit dengan cepat menjadi kecanduan stimulan.
Selanjutnya, kecanduan ini akan mendatangkan keringat, rasa pusing, depresi, dan halusinasi.
Tidak sampai tahun 1970-an tentara pascaperang Jerman Barat, Bundeswehr, menghapus obat itu dari persediaan medisnya, dengan Tentara Rakyat Nasional Jerman Timur menyusul pada 1988.
Obat-obatan itu akhirnya memang dilarang di seluruh Jerman, tetapi kenaikannya yang meroket sebagai obat yang diproduksi secara ilegal baru saja dimulai.
Baca Juga : Internetku, Kesalahanku: Ketika Internet Mengubah Masyarakat Menjadi Rasisme dan Fasisme
SEPERTI MAYAT HIDUP
Karier baru obat itu datang berkat sebuah buku masak Amerika.
Kemudian, dimulai pada akhir 1970-an, geng motor seperti Hells Angels menemukan sabu-sabu sebagai sumber penghasilan dan mulai mendirikan laboratorium obat berskala besar.
Menurut Administrasi Pemberantasan Narkoba AS ( DEA ), sekitar 11.000 lab sabu ditemukan di negara ini pada tahun 2010, dibandingkan dengan 7.530 pada tahun 2009.
Dengan mengonsumsi sabu, pecandu akan mengalami penurunan berat badan yang ekstrem dan mengembangkan masalah ginjal, perut, dan jantung.
Pada akhirnya mereka menimbulkan efek kombinasi mimpi buruk dan membuat pecandu terlihat seperti mayat hidup.
Baca Juga : (Foto) Mengerikan! Seperti Inilah Gambaran Peristiwa Holocaust yang Bunuh 5 Juta Orang