Advertorial

Internetku, Kesalahanku: Ketika Internet Mengubah Masyarakat Menjadi Rasisme dan Fasisme

Muflika Nur Fuaddah
Muflika Nur Fuaddah

Editor

Saya tidak menyangka bahwa kita harus menjelaskan kepada generasi sekarang mengapa rasisme dan fasisme adalah hal buruk di abad ke-21.
Saya tidak menyangka bahwa kita harus menjelaskan kepada generasi sekarang mengapa rasisme dan fasisme adalah hal buruk di abad ke-21.

Intisari-Online.com- Pada tahun 1990-aninternet digambarkan akan menjadi surga tempat segala informasi berada.

Ia memungkinkan orang-orang dari berbagai budaya berkumpul dan saling belajar satu sama lain.

Saat itu, dengan informasi yang berlimpah ruah hidup kita digambarkan akan mudah dan bahagia.

Namun, melihat apa yang terjadi sekarang sungguh menggelikan.

Baca Juga:Setelah 103 Tahun Hilang, 'Ikan Setan' yang Lenyap Pada Perang Dunia I Ini Akhirnya Ditemukan Kembali

Baca Juga:Dari Serangan 9/11 Hingga Brexit Terbukti Benar, Apa Prediksi Peramal Buta Ini Untuk 2018?

Topik terpanas dalam pembahasan di internet berupa ujaran kebencian, rasisme dan fasisme.

Beberapa tekno-utopian mulai memeriksa ulang prediksi naifnya di masa lampau.

Salah satunya adalah Rick Webb, penulis dan co-founder agensi digital Barbarian Group, baru-baru ini mengupload esai menarik berjudul "My Internet Mea Culpa" (Internetku, Kesalahanku).

"Saya tidak menyangka bahwa kita harus menjelaskan kepada generasi sekarang mengapa rasisme dan fasisme adalah hal buruk di abad ke-21," tulis Webb.

"Para nabi digital kita pasti melewatkan tugasnya," tambahnya dilansir pada Paleofuture.

Isi esai Rick Webb

Webb tidak hanya menggambarkan kesalahan prediksinya pada 1990-an, dia juga mewanti-wanti tekno-utopian tahun 1990-an lain untuk meminta maaf atas kesalahan prediksi ini sebelum internet benar-benar mengubah masyarakat menjadi mengerikan.

Sangat mudah melihat perbedaan antara dunia internet tempat kita tinggal dan utopia yang gagal kita capai.

Rick Webb yang juga merupakan pemilik salah satu label rekaman di AS bahkan mengatakan bahwa teknologi rekaman membunuh musik dan iTunes membunuh seni album.

Baca Juga: Tanpa Sadar, Ternyata Kita Sering Menyebut Nama Dewa-Dewa Pagan Tiap Hari

Baca Juga:Menyusul Paul McCartney, pada 2018 Nanti Ringo Starr akan Diberi Gelar 'Sir' oleh Kerajaan Inggris

"Jika saya tahu pada tahun 1994 bahwa keseluruhan hal tentang internet ini akan membawa generasi kita menjadi generasi sakit, mungkin saya tidak akan membangga-banggakannya dulu," ungkapnya.

Webb mengakui bahwa internet juga menyediakan banyak hal bagus, namun entah mengapa, "para ahli teknologi tukang prediksi kami sebagian besar menutup mata terhadap hal buruk."

Baca Juga:Bagi Para Pengendara Motor, Jangan Keluar Rumah Pada Malam 2 Januari Ya...

Artikel Terkait