Find Us On Social Media :

Gisel Gugat Cerai Gading: Perceraian Belum Tentu Beri Dampak Positif tapi Sudah Pasti Beri Dampak Negatif, Terutama pada Anak

By K. Tatik Wardayati, Kamis, 22 November 2018 | 14:00 WIB

Intisari-Online.com – Gugatan cerai Gisel terhadap Gading Marten membuat banyak pihak terhenyak. Pasalnya, selama ini mereka dikenal sebagai pasangan yang harmonis.

Apa sih sebetulnya dampak perceraian bagi anak? Simak tulisan Hasto Prianggoro, Dampak Perceraian bagi Anak, yang pernah dimuat di Tabloid NOVA Agustus 2004.

Tak pernah ada efek positif dari sebuah perceraian. Memang, dalam situasi tertentu, misalnya suami melakukan domestic violence terhadap istri, perceraian bisa jadi merupakan jalan keluar terbaik, namun tetap ada akibat atau konsekuensi negatifnya, terutama efek negatif pada anak.

"Efek negatif perceraian pada anak bisa berbeda-beda," ujar Dra. Clara Istiwidarum Kriswanto, MA, CPBC dari Jagadnita Consulting, seraya melanjutkan, "Tergantung banyak faktor, dari usia anak, jenis kelamin, kematangan kepribadian, kesehatan psikologis, serta ada-tidaknya dukungan dari orang dewasa lainnya."

Baca Juga : Gisel Gugat Cerai Gading: Perceraian Orangtua Akan Berdampak pada Hubungan Cinta Anak di Masa Depan

Sebuah penelitian menunjukkan, anak perempuan lebih bisa meng-handle hal-hal yang berkaitan dengan konsekuensi dari perceraian orangtuanya ketimbang anak lelaki.

"Problem anak lelaki dari orangtua yang bercerai biasanya lebih serius, mereka lebih terganggu, Mungkin ini karena lelaki lebih rasional, sementara perempuan lebih mampu memendam perasaan."

Pada anak yang masih terlalu kecil, memang agak susah menjelaskan perihal perceraian, termasuk kenapa orangtua harus bercerai.

"Soalnya, mereka belum tahu konsep tentang cinta, tentang kenapa orangtua pisah tapi tetap mencintai dirinya, dan sebagainya," terang Clara.

Baca Juga : Gisel Gugat Cerai Gading: Ternyata Terlalu Mesra Saat Menikah Merupakan Salah Satu Penyebab Perceraian!

Keputusan bercerai biasanya sudah melalui proses yang panjang. Yang sebaiknya dilakukan orangtua adalah melibatkan anak dalam proses perceraian.

"Sangat jarang terjadi, orangtua melibatkan anak sejak mulai ribut-ribut sampai bercerai. Yang terjadi, anak baru diberitahu seielah keputusan bercerai diambil, dan anak kemudian diminta untuk mengerti. Padahal, sebetulnya ini aspek penting yang diharapkan anak, cuma anak belum bisa omong," terang Clara.

Kelak, setelah anak lebih besar, persepsinya akan bilang bahwa ia  diabaikan. "Anak merasa tak pernah ditanya pendapat dan perasaannya.