Find Us On Social Media :

Kisah Kerajaan Kuno di Pulau Samosir yang Tak Segan Menyantap Musuh, Bikin Gentar Orang Jahat!

By Editorial Grid, Selasa, 20 Maret 2018 | 16:15 WIB

Intisari-online.com -Terletak di Provinsi Sumatera Utara, Danau Toba merupakan danau terbesar di Indonesia dan Asia Tenggara.

Di mana di bagian tengah danau ini terdapat sebuah pulau vulkanik bernama Pulau Samosir.

Jika menilik ke tengahnya pulau ini cukup mengundang penasaran dan perhatian, lebih-lebih mengenai kehidupan dan budaya masyarakat yang tinggal di dalamnya.

Konon di dalamnya terdapat sebuah kampung yang pada zaman dulu berani memakan daging manusia.

BACA JUGA : Menyusuri Makam Tua Sepanjang Tepi Danau Toba

BACA JUGA : (Foto) Usai Menyantap Induknya, Singa Ini Lakukan Hal Tak Terduga pada Seekor Bayi Kera

Kampung ini disebut dengan Huta Siallagan, sebuah kerajaan Batak kuno yang terletak di Desa Amabarita Kecamatan Simandino, Sumatra Utara.

Ketika kita memasuki daerah ini maka kita akan disambut dengan sejumlah bangunan tradisional khas Batak.

Saat ini perkampungan tersebut hanya tersisa bangunannya saja.

Menurut legenda, dulu tetua dan para raja perkampungan ini memang sesekali memakan daging manusia.

Namun jangan salah, mereka hanya akan menyantap  penjahat, pemerkosa, atau musuh.

Setelah penjahat atau musuh tertangkap maka mereka akan dihadirkan di persidangan dan menerima hukuman, antara lain hukuman pancung atau hukuman dimakan.

BACA JUGA : Seorang Dokter Tewas Setelah Ditikam oleh Suami Pasiennya Sendiri, Diduga Inilah Penyebabnya

Selanjutnya ketika hukuman sudah ditentukan terdakwa akan dibawa ke lokasi eksekusi di tempat tersebut terdakwa akan menerima hukuman.

Jika dimakan maka sebelum dimakan ia akan menerima hukuman, pertama ia akan disiksa dipukul kepalanya hingga dikuliti.

Namun, Jika terdakwa tidak terluka atau mengeluarkan darah berarti ia memiliki ilmu kebal, maka akan diberikan tetesan jeruk nipis pasa sayatan kulitnya lalu dipenggal.

Berdasarkan penelusuran Kompas.Id di tempat hal ini juga dikonfirmasi oleh seorang narasumber bernama Kristian “Pelaku akan disayat-sayat dan diberi siraman air jeruk nipis, baru kemudian di bawah ke tempat eksekusi”

Beberapa bagian tubuhnya seperti organ dalam, jantung hati dan lainnya akan diletakkan disebuah meja dan disantap beramai-ramai.

Kemudian, apa yang akan terjadi dengan badannya ? Kristian menjelaskan bahwa badan pelaku akan dibuang ke Danau Toba selama tujuh hari tujuh malam. “Selama itu, para penduduk dilarang melakukan aktivitas di dalam danau."

"Kepalanya akan diletakkan di depan gerbang masuk Huta Siallagan, sebagai pemberi peringatan kepada raja lain atau rakyat agar tidak melakukan perbuatan yang sama."

"Setelah membusuk, kepala akan dibuang ke hutan dibalik kampung, dan selanjutnya warga akan dilarang beraktivitas di hutan selama 3 hari,” tegas Kristian.

BACA JUGA : 'Partikel Tuhan', Penemuan Gila yang Menurut Stephen Hawking Bisa Memicu Kiamat

Setelah itu kepalanya digantung di depan desa sebagai tanda agar musuh takut dan tak berani mendekati ke kampung tersebut.

Lalu badannya disantap beramai-ramai oleh masayarakat sekitar, begitulah kisah kuno di kampung Huta Siallagan(Afif Khoirul M)