Find Us On Social Media :

Kisah Kerajaan Kuno di Pulau Samosir yang Tak Segan Menyantap Musuh, Bikin Gentar Orang Jahat!

By Editorial Grid, Selasa, 20 Maret 2018 | 16:15 WIB

Selanjutnya ketika hukuman sudah ditentukan terdakwa akan dibawa ke lokasi eksekusi di tempat tersebut terdakwa akan menerima hukuman.

Jika dimakan maka sebelum dimakan ia akan menerima hukuman, pertama ia akan disiksa dipukul kepalanya hingga dikuliti.

Namun, Jika terdakwa tidak terluka atau mengeluarkan darah berarti ia memiliki ilmu kebal, maka akan diberikan tetesan jeruk nipis pasa sayatan kulitnya lalu dipenggal.

Berdasarkan penelusuran Kompas.Id di tempat hal ini juga dikonfirmasi oleh seorang narasumber bernama Kristian “Pelaku akan disayat-sayat dan diberi siraman air jeruk nipis, baru kemudian di bawah ke tempat eksekusi”

Beberapa bagian tubuhnya seperti organ dalam, jantung hati dan lainnya akan diletakkan disebuah meja dan disantap beramai-ramai.

Kemudian, apa yang akan terjadi dengan badannya ? Kristian menjelaskan bahwa badan pelaku akan dibuang ke Danau Toba selama tujuh hari tujuh malam. “Selama itu, para penduduk dilarang melakukan aktivitas di dalam danau."

"Kepalanya akan diletakkan di depan gerbang masuk Huta Siallagan, sebagai pemberi peringatan kepada raja lain atau rakyat agar tidak melakukan perbuatan yang sama."

"Setelah membusuk, kepala akan dibuang ke hutan dibalik kampung, dan selanjutnya warga akan dilarang beraktivitas di hutan selama 3 hari,” tegas Kristian.

BACA JUGA : 'Partikel Tuhan', Penemuan Gila yang Menurut Stephen Hawking Bisa Memicu Kiamat

Setelah itu kepalanya digantung di depan desa sebagai tanda agar musuh takut dan tak berani mendekati ke kampung tersebut.

Lalu badannya disantap beramai-ramai oleh masayarakat sekitar, begitulah kisah kuno di kampung Huta Siallagan. (Afif Khoirul M)