Find Us On Social Media :

Samuel Colt, Penemu Pistol Sistem Silinder yang Membuat Nama Pistol Tetap Saja Colt dan Bukan Revolver

By Moh Habib Asyhad, Kamis, 1 Maret 2018 | 06:00 WIB

Tahun 1847, Colt menghidupkan kembali bisnis pistolnya. Saat itu AD AS menghubungi Colt untuk membeli revolver dalam jumlah besar.

Colt sanggup memenuhi permintaan pemerintah. Keberhasilan ini menjadi pendorong  bagi Colt untuk fokus kembali ke firearms (senjata genggam).

Saat bisnis pistolnya mulai meledak, Colt pun melihat ke masa depan lagi.

Ia membuka fasilitas di Inggris, memulai reputasi internasionalnya, dan mulai membeli lahan di sepanjang Sungai Connecticut untuk membangun fasilitas di sana.

Tahun 1855, Colt merampungkan pembangunan pabrik Hartford yang baru.

Pabrik ini merupakan fasilitas manufaktur pistol swasta terbesar di dunia.

(Baca juga: Nyai dan Kiai Slamet, Kerbau Sakti dari Surakarta yang Kutunya pun Diburu karena Dianggap Ikut Punya Kesaktian)

Di sini ia menerapkan ide barunya dalam manufacturing. Termasuk menggunakan interchangeable parts, production lines, dan advance precision machinery.

Seiring dengan berkembangnya permintaan, nama Colt menjadi terkenal di seluruh dunia.

Pistol Colt dikenal akan kualitasnya yang tinggi dan keandalannya hingga laku di pasaran. Tak heran jika kemudian Colt menjadi jutawan.

Samuel Colt wafat tahun 1862 di usia 47 tahun di Hartford.

Meski ia sudah wafat, perusahaannya tetap berjalan karena sang istri, Elizabeth, mengambil alih kendali.

Senjata Colt digunakan luas di Perang Sipil. Model Colt 45 calibre Peacemaker menjadi identik dengan pasukan Barat.

Hidup Colt tidaklah mulus-mulus sekali. Beberapa kali ia mengalami kemunduran dalam kejayaan dan kekayaan. Kehidupan sosialnya pun naik turun.

Akan tetapi kegigihan dan jiwa inventornya membuat Colt berhasil mengubah wajah Amerika.

Terutama dalam menciptakan industri baru. Didukung istrinya yang berpengaruh besar dalam perjalanan  hidup Colt.

(Baca juga: Seperti Ombak Mencintai Pantai, Begitulah Kasih Inggit Garnasih ke Bung Karno yang Berakhir Pilu)