Find Us On Social Media :

Tanaman Gandarusa untuk Kontrasepsi Pria, tapi Jarak 100 Hari Sudah Subur Lagi

By Moh Habib Asyhad, Rabu, 28 Februari 2018 | 07:00 WIB

Tahapnya farmakokinetika, yaitu meneliti ketersediaan obat dalam tubuh untuk mengukur dosis tepat dalam darah yang bekerja efektif sebagai kontrasepsi (pencegah kehamilan).

Kalau minum obat, selalu ada sisa obat yang tak terserap tubuh dan akan dikeluarkan lewat keringat dan air seni. Jadi, yang tersisa di kandungan darah itulah yang aktif.

Jadi, meski obat masuk ke dalam tubuh secara oral, senyawa aktifnya sudah bisa mencapai organ reproduksi pria, termasuk ejakulat. Tikus diberi obat, dikawinkan, tak punya anak.

Begitu pemberian obat dihentikan, lalu tikus dikawinkan, beberapa bulan kemudian hewan coba itu bisa punya anak lagi.

Uji stabilitas bahan untuk persiapan menjadi pil atau tablet sudah pula dilakukan. Uji klinis tak mudah karena harus dilakukan di bawah pengawasan Dewan Penguji Etika untuk memastikan efek sampingannya.

Pasien uji harus rawat inap dan selama itu ia terus dipantau. Idealnya, satu contoh, satu dosis untuk 10 orang rawat inap selama tiga bulan. Kalau hasilnya pada orang per orang sangat bervariasi, berarti jumlah pasien uji mesti ditambah.

(Baca juga: Wahai Wanita Bertubuh Gemuk, Berbahagialah Karena Pria Lebih Menyukai Anda. Ini Alasannya!)

Kalau hasilnya rata-rata, relatif serupa atau sama, cukuplah. Saat ini sedang dicari dana dari kalangan industri dan lembaga penelitian untuk pelaksanaan uji klinis itu.

Sekali lagi, sebagai fitofarmaka kontrasepsi pria harus tetap mengikuti syarat aman-manjur-bermutu.

"Saya berharap, penelitian ini sudah selesai sampai tahap ampuh dan aman digunakan pada manusia sebelum saya pensiun. Umumnya, suatu obat akhimya bisa dikonsumsi perlu (waktu) lebih dari satu generasi untuk meneliti," tutur pria yang sempat empat bulan menjadi associate professor di Koyama University, Jepang, untuk menangani data jamu dan herbal Indonesia ini.

(Ditulis oleh Christantiowati. Seperti pernah dimuat di Majalah Intisari edisi Juni 2007)