Find Us On Social Media :

Desanya Diserang ISIS, Wanita Ini Tak Hanya Disiksa Tapi Juga Dijadikan Budak Seks

By Ade Sulaeman, Sabtu, 24 Februari 2018 | 10:15 WIB

Intisari-Online.com - Farida Abbas Khalaf awalnya merupakan mahasiswa biasa di Irak. Namun, hidupnya berubah pada 2014.

Kepada Daily Mirror, Kamis (22/2/2018), Khalaf bercerita, ketika itu kelompok Negara Islam Irak dan Suriah ( ISIS) menyerang desanya.

Adapun Khalaf adalah perempuan Yazidi. Sebuah etnis yang merupakan minoritas di Irak dengan estimasi jumlah 100.000 orang.

Setiap laki-laki yang ada di desa Khalaf dibunuh. Sementara dia serta para perempuan lainnya ditawan dan dibawa ke Raqqa yang merupakan ibu kota ISIS di Suriah.

(Baca juga: Punya Dua Istri Muda nan Cantik, Pria ini Ungkap Resep Rahasia Menjaga Keharmonisan)

Selama empat bulan berikutnya, dunia Khalaf seakan runtuh setelah dia menjadi tawanan anggota ISIS.

Setiap hari, Khalaf tidak sekadar disiksa dan disuruh untuk melakukan berbagai pekerjaan rumah tangga, seperti memasak dan mencuci pakaian anggota ISIS.

Dia juga menjadi budak seks kelompok radikal tersebut. "Setiap kali diperkosa, mereka juga menyiksa saya," kenang Khalaf.

Bahkan, Khalaf mengaku pernah dipaksa melihat seorang bocah perempuan berusia delapan tahun diperkosa.

(Baca juga: Sebelum Bunuh Diri, Hitler Tulis Wasiat: Saya Tidak Sanggup Memikul Tanggung Jawab Perkawinan)

Selama dua bulan pertama, Khalaf menerima perlakuan tidak manusiawi yang membuatnya terluka dan kesulitan untuk berjalan.

Penderitaannya tidak berhenti sampai di situ. Dia juga pernah dijual dari anggota ke anggota ISIS lainnya.

Khalaf mengaku, dia berusaha menjaga agar mentalnya tidak terganggu dengan mengingat sang ayah yang telah tiada.

Ayah Khalaf sering berkata kepadanya bahwa dia adalah perempuan yang kuat dan pemberani.

(Baca juga: Bukannya Pamer Kekayaan, Orang-orang Super Kaya Ini Justru Sering ‘Pamer’ Kesederhanaan! Tidak Seperti OKB!)

"Saya merasa ayah selalu bersama saya ketika memikirkan setiap ucapannya," ujar Khalaf.

Selain itu, penyiksaan dan pemerkosaan bocah delapan tahun di depan matanya makin membuatnya kuat untuk bertahan menghadapi berbagai siksaan tersebut.

Kesempatan kabur terbuka ketika salah satu petinggi ISIS mengancam bakal membunuhnya.

Dia dan lima perempuan Yazidi lainnya kabur pada malam hari dan mencoba bersembunyi di salah satu rumah warga keesokan paginya.

(Baca juga: Mengenali Jenis Pasukan Tempur TNI Angkatan Darat Berdasarkan Warna Baret)

Saat itu, Khalaf mengaku tidak mengetahui apakah rumah yang dia ketuk adalah rumah anggota ISIS atau bukan.

Beruntungnya Khalaf, keluarga yang ada dalam rumah bukan anggota ISIS. Mereka menerima Khalaf dan perempuan lainnya selama tiga hari.

Meski demikian, mereka harus dimintai sejumlah besar uang sebagai biaya bersembunyi. Khalaf dan korban ISIS lainnya berhasil kembali ke Irak.

Saat ini, Khalaf dilaporkan tinggal di Jerman. Dia mulai menata kembali kehidupannya setelah bertunangan dengan Nazhan Alias Hassan, yang juga sesama orang Yazidi.

Dia aktif dalam lembaga non-profit bernama Yazda yang berusaha membawa anggota ISIS untuk diadili.

Khalaf juga berusaha mendapatkan pengakuan dunia bahwa ISIS telah membantai Yazidi di Irak dan Suriah. (Ardi Priyatno Utomo)

(Baca juga: Cara Cepat Meraba Kepribadian Seseorang, Cukup Lihat Posisi Duduk Kegemarannya)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Wanita Yazidi yang Jadi Budak Seks ISIS Beberkan Kisahnya", http://internasional.kompas.com/read/2018/02/23/15323231/wanita-yazidi-yang-jadi-budak-seks-isis-beberkan-kisahnya.