Find Us On Social Media :

Eit, Jangan Terlena 'Teduhnya' Rumah Mertua Sampai Kita Lupa Bangun Rumah Sendiri

By Moh Habib Asyhad, Sabtu, 10 Februari 2018 | 21:00 WIB

Periksa juga pos-pos pengeluaran. Menghemat pengeluaran yang bisa dihemat agar dana yang Anda sisihkan untuk pembelian rumah bisa lebih banyak.

Memeriksa kesehatan kantong juga penting untuk menilai jenis properti yang mampu Anda beli. Tidak perlu memaksakan diri membeli yang jauh di atas kemampuan kantong yang yang sebenarnya.

Terlebih jika Anda membeli melalui skema KPR dengan masa cicilan hingga puluhan tahun.

Skema pembelian

Harga rumah tidak murah. Mengumpulkan dana sekian ratus juta bahkan mungkin lebih mustahil bisa dilakukan dengan cepat apabila posisi Anda adalah karyawan bergaji bulanan kelas menengah.

Namun, dengan kemampuan finansial yang terbatas, memiliki rumah bukanlah hal mustahil. Anda bisa memanfaatkan KPR dari perbankan sebagai skema pembelian rumah.

Apabila memilih KPR, fokus pengumpulan dana pembelian bisa dipersempit sebesar dana uang muka atau down payment (DP). Besar DP umumnya sekitar 30% dari harga rumah.

Pastikan juga kantong Anda mampu untuk menanggung cicilan bulanan KPR kelak. Maksimal beban total tanggungan utang, termasuk utang kartu kredit, adalah 30% dari penghasilan. KPR merupakan salah satu jenis utang produktif yang menguntungkan, imbuh Budi.

Akan tetapi, jika kantong cukup tebal, Anda bisa menimbang pembelian properti dengan cicilan bertahap ke pengembang.

Banyak developer menawarkan pembelian rumah dengan skema cicilan 12 kali hingga 36 kali. Besar bunga dari developer biasanya lebih kecil daripada bunga KPR bank.Mulai kumpulkan

Setelah bersepakat dengan pasangan tentang tujuan besar tersebut dan menyesuaikan dengan kondisi kantong, saatnya kini menyisihkan pendapatan untuk kebutuhan pembelian rumah.

Berapa yang harus kita sisihkan?