Find Us On Social Media :

Salah Satu Warisan Kolonial yang Wajib Kita Tinggalkan: Larangan Mandi di Malam Hari

By Moh Habib Asyhad, Sabtu, 10 Februari 2018 | 20:00 WIB

Sementara anak-anak dan bayi di sana memerlukan baby oil, cream, dan lotion untuk menjaga kulit mereka.

Namun, sekali lagi, cara perawatan itu tepat untuk di negara subtropis. Salah kaprah jadinya kalau cara yang sama diterapkan juga di Indonesia.

Pasalnya, di daerah tropis, selain panas, udaranya juga lembab, sehingga badan mudah berkeringat.

Karena keringat yang keluar mengandung minyak, kulit akan lembab dan berminyak.

Untuk membuat kulit bersih kembali, jalan satu-satunya ya mandi.

Selain itu, tidak seperti di Belanda, minum air es atau mandi malam di negeri tropis kayak Indonesia tak akan menyebabkan kedinginan.

Sebaliknya, malah mengurangi kepanasan, sehingga mengurangi keluarnya keringat yang berlebihan.

Pada bayi, yang mempunyai lemak cokelat (brown fat), dampak salah kaprah tadi bisa lebih buruk. Jika jarang mandi, bayi jadi lebih gampang kepanasan dan lebih banyak berkeringat.

Tubuhnya menjadi lemah, karena kehilangan banyak cairan, sehingga mudah terserang penyakit batuk, pilek, sampai bronkitis dan paru-paru basah.

(Baca juga: 8 Kebiasaan Sepele Orangtua yang Bisa Tumbuhkan Anak Gagal)

Contoh salah kaprah lain, penggunaan sabun bayi. Di daerah tropis, kulit yang lembab dan berminyak merupakan media yang baik untuk infeksi kuman dan jamur, terutama kalau saluran kelenjar keringat tersumbat.

Makanya, tumbuh biang keringat, jerawat, bisul, panu, kurap, dan sebagainya. Namun, penggunaan sabun halus pada bayi sebenarnya tidak diperlukan.