Find Us On Social Media :

Bukan Hanya Bayi dan Anak-anak, Orang Dewasa Juga Perlu Susu, Tapi Jangan Abaikan Hal Penting Ini

By Ade Sulaeman, Jumat, 9 Februari 2018 | 11:30 WIB

Intisari-Online.com – Banyak yang mengira bahwa orang dewasa tak memerlukan susu lagi karena sudah mengalami pertumbuhan yang optimal.

Padahal susu diperlukan semua umur, termasuk juga orang dewasa.

Hanya, pola konsumsi anak-anak dan orang dewasa tentunya berbeda.

Bagi anak-anak, susu merupakan salah satu zat gizi utama yang diperlukan untuk tumbuh kembang mereka.

(Baca juga: (Foto) Inilah 6 Kejadian Mengerikan yang Pernah Tertangkap Oleh Kamera 'Drone', Termasuk Saat Seseorang Dipenggal)

Sedangkan bagi orang dewasa, kalsium dan protein yang didapat dari susu bisa menjadi “tabungan” bagi tubuh.

Proses pembentukan tulang terjadi lebih banyak pada masa anak-anak hingga remaja dan usia 30 tahun merupakan massa tulang puncak.

Pada usia ini, proses penyerapan tulang lebih banyak dibandingkan dengan pembentukannya.

Kadar kalsium di dalam tubuh selalu dipertahankan dalam batas normal.

Jika kadar kalsium di dalam darah turun, maka untuk mempertahankannya akan mengambil cadangan kalsium yang ada di tulang maupun yang berasal dari asupan makanan.

Memang, pengambilan kalsium dari tulang tidak langsung menyebabkan pengeroposan pada tulang.

Kejadiannya bertahap dan terjadi pada beberapa tahun kemudian.

Namun, jika tidak ada asupan kalsium, pengeroposan bisa saja terjadi lebih cepat dan tanpa sadar tulang kita susunannya sudah tidak kompak dan keropos atau yang biasa dikenal dengan osteoporosis.

(Baca juga: (Foto) Operasi Plastik Tidak Seinstan yang Dibayangkan, Wanita Ini Menderita 3 Bulan Setelah Jalani Operasi)

“Dengan mengonsumsi susu secara rutin, kadar kalsium di dalam darah selalu normal sehingga mengurangi pengambilan cadangan kalsium dari tulang,” jelas Dr. dr. Inge Permadhi MS, SpGK Dokter Spesialis Gizi Klinik FKUI-RSUPN Cipto Mangunkusumo.

Jika kita mengonsumsi susu sedari kecil sampai menutup mata, itu sebuah keuntungan. Susu merupakan sumber kalsium paling baik dibanding kandungan makanan dan minuman lainnya karena ia paling mudah diserap oleh tubuh.

Tanpa disadari, kita pun memiliki banyak tabungan kalsium dan tulang lebih sehat. Selain itu, susu juga merupakan sumber protein, vitamin dan mineral yang diperlukan oleh tubuh.

Ini merupakan hal penting karena 12-15% dari total kalori di tubuh kita harus didapatkan dari protein.

Memang, protein bisa didapat dari makanan lainnya seperti ayam, daging sapi, putih telur, kacang-kacangan, tahu, tempe, dsb.

Namun, jangan dilupakan bahwa tadi susu juga mengandung kalsium sehingga ketika kita mengonsumsi susu, maka kita mendapatkan dua keuntungan yang belum tentu bisa didapat dari makanan lain secara bersamaan.

Keuntungan lain jika kita minum susu dari kecil hingga dewasa adalah saluran pencernaan kita lebih terbiasa.

Banyak orang dewasa yang tidak bisa minum susu lagi, mungkin karena tidak suka dengan aroma dan rasanya, alergi atau karena intoleransi laktosa (lactose intolerance).

Intolerasi laktosa adalah ketidakmampuan tubuh untuk mencerna laktosa (gula yang terdapat dalam susu) akibat sedikit atau tidak diproduksinya lagi enzim laktase pada masa dewasa.

Laktosa yang tidak tercerna oleh enzim laktase, di dalam saluran cerna akan menyebabkan pembentukan gas yang berlebihan dan diare.

Itulah sebabnya mengapa sebaiknya kita harus terus minum susu, meskipun sudah dewasa agar kita tetap memiliki jumlah enzim laktase yang cukup.

Tidak ada aturan seberapa banyak dan sering kita harus mengonsumsi susu. Bisa diminum di pagi hari saat sarapan atau bisa juga diminum lagi saat malam ketika ingin tidur.

Namun, susu bisa jadi tak baik apabila kita masih mengonsumsi yang tinggi lemak. Susu tinggi lemak pada orang dewasa tidak dibutuhkan lagi.

Sebaiknya, jika ingin terus mengonsumsi susu, pilih yang rendah lemak dan yang tinggi kandungan protein dan kalsiumnya.

Perlu diingat, walaupun susu merupakan bahan makanan yang baik, namun kita tidak boleh berlebihan pula saat mengonsumsinya. (Gita)

(Seperti pernah dimuat di Majalah Intisari edisi Agustus 2015)

(Baca juga: Orang-orang Ini Cemooh Sketsa Wajah Pelaku Kejahatan, Tapi Kemudian Terkejut saat Penjahat Tersebut Tertangkap)