Advertorial
Intisari-online.com - Bila dilihat sekilas memang semua sususama-sama berwarna putih. Tapi sebenarnya ada banyak perbedaan dalam pelbagai jenis susu.
Ada yang berlemak, rendah lemak, bahkan tanpa lemak, kaya kalsium, dan juga nonlaktosa.
Dari segi penyiapannya sampai siap diminum, ada susu bubuk yang harus ditambahkan dengan air hangat, susu cair siap minum, susu kental yang harus dicampur air.
Ada juga susu cair yang bisa dibiarkan saja di suhu ruangan, sementara yang lainnya harus disimpan di lemari es.
(Baca juga:Anak Diare, Siapa Bilang Enggak Boleh Minum Susu?)
Nah, biar Anda tidak bingung dan tidak salah menyiapkan susu, berikut adalah penjelasan jenis-jenis susu di pasaran.
1.Susu segar
Susu segar dihasilkan dari hewan ternak perahan, seperti sapi, kerbau, kambing, domba, dan kuda yang sehat dan tidak tercampur kolostrum.
Susu segar tidak mengandung tambahan air, bahan tambahan pangan dan antibiotik, dan belum mengalami perubahan warna, bau, serta kekentalan.
Susu segar paling lezat karena asam lemak susunya belum rusak akibat proses pengawetan.
Susu segar yang akan diminum langsung sebaiknya dipanaskan (tidak dididihkan agar emulsi susu tidak pecah) hingga mencapai suhu 70oC selama 5 - 10 menit.
2. Susu bubuk
Susu bubuk terbuat dari susu segar yang telah melalui proses pengeringan menjadi bentuk susu kering yang solid.
Susu bubuk paling disukai karena kemudahan penyimpanannya.
Beberapa produsen susu sering kali menambahkan zat gizi tertentu seperti vitamin dan mineral agar kualitas nutrisinya lebih baik.
Khusus susu formula bayi, penambahan zat gizi harus memenuhi standar tertentu sehingga bisa mendekati kualitas ASI.
(Baca juga:Menakjubkan, Inilah Kebiasaan Irit Para Miliarder Dunia)
3. Susu pasteurisasi
Merupakan susu segar yang mengalami proses pemanasan 72oC selama 15 detik dengan tujuan membunuh organisme merugikan, seperti bakteri, virus, dan protozoa.
Pasteurisasi hanya mampu menghambat pertumbuhan spora tapi tidak dapat mematikan sporanya, terutama spora bakteri yang bersifat termoresisten alias tahan terhadap suhu tinggi.
Karena hanya mengalami proses pemanasan, jenis susu ini perlu disimpan dalam lemari pendingin bersuhu 5 - 6oC dan hanya bisa disimpan selama 2 minggu.
4. Susu homogenisasi
Merupakan susu pasteurisasi yang kemudian diproses lagi dengan tekanan tinggi sehingga butiran-butiran lemaknya menjadi lebih halus.
Dengan cara ini bila susu disimpan, lemak tidak lagi mengapung di permukaan. Susu homogenisasi perlu disimpan di lemari pendingin supaya tidak cepat rusak.
(Baca juga:Pendidikan di Finlandia: Waktu Belajar Hanya Tiga Jam, Tak Ada PR dan Ujian, tapi Jadi yang Terbaik di Dunia)
5. Susu UHT (Ultra High Temperature)
UHT adalah bagian dari proses sterilisasi yang dilakukan pada suhu amat tinggi dalam waktu teramat singkat, yaitu antara 130 - 150oC selama 0,4 - 4 detik.
Dengan cara ini seluruh mikroba akan mati dan susu dikemas secara higienis dalam botol plastik atau kotak yang telah bebas bakteri.
Susu UHT lebih tahan lama, hingga 10 bulan,dan tak perlu disimpan di lemari pendingin, kecuali bila kemasannya sudah dibuka.
6. Susu evaporated
Susu ini dihasilkan dengan penguapan hingga cairan susu menguap dan menjadi pekat.
Selama prosesnya ada beberapa vitamin yang rusak, terutama vitamin D sehingga perlu penambahan vitamin A, D, dan E.
Susu yang dikenal juga sebagai susu kental manis ini kandungan gulanya memang amat tinggi dan memang tidak ditujukan untuk pemenuhan gizi seimbang melainkan lebih banyak digunakan sebagai campuran bahan masakan.
(Baca juga:Cinta Suci Rahwana)
7. Susu skim dan Susu Krim
Susu skim adalah susu segar yang tertinggal setelah kandungan krimnya diambil sebagian atau seluruhnya. Kandungan zat gizinya sama dengan susu segar, kecuali lemak dan vitamin yang larut dalam lemak.
Sedangkan susu krim (full cream) adalah susu segar yang kaya akan lemak. Susu krim ini muncul ke permukaan pada saat susu didiamkan atau saat dilakukan pemisahan.
8. Susu kedelai
Ada beberapa orang yang mengalami intoleransi laktosa, mengalami gejala-gejala seperti kembung, kram perut atau diare setelah minum susu sapi.
Untuk mereka maka dianjurkan minum susu non-laktosa, misalnya susu kedelai. Protein susu kedelai hampir sama dengan susu sapi.
Malahan kandungan asam lemak jenuhnya lebih rendah daripada susu sapi sehingga nonkolesterol.
Jadi, Anda mau pilih yang mana?
Apa pun pilihannya, komposisi dan kandungan gizinya hampir sama. Minum susu tidak hanya menambah pasokan gizi tetapi juga sekaligus menabung kalsium untuk tulang sehat di kemudian hari. (K. Tatik Wardayati)
(Baca juga:Tahi Lalat Pembawa Berkat)