Find Us On Social Media :

Saat Caci Maki Berakhir dengan Mutilasi

By Ade Sulaeman, Kamis, 8 Februari 2018 | 19:00 WIB

Akhir 2007, usia hubungan mereka menginjak usia enam bulan. Atikah mulai menginginkan hubungan yang lebih serius dan ingin dinikahi.

Zaky pun bingung. Maklum dia sudah punya istri dan anak. Keputusan berat diambil Zaky dengan membeberkan statusnya yang asli.

“Selama ini saya telah membohongi kamu. Saya orang biasa, dan saya sudah menikah,” ujar Zaky. Atikah terkejut dan kecewa.

Mengaku hamil

Sejak saat itu keduanya jarang berkomunikasi. Sampai suatu ketika Atikah mendatangi rumah mertua Zaky. “Saya pacarnya Zaky dan saya sedang hamil tiga bulan,” ujar Atikah saat itu.

Tentu saja mertua Zaky murka. Namun, mereka juga ingin masalah ini diselesaikan. Kalau memang hamil, Zaky harus bertanggungjawab.

Zaky pun mendatangi rumah Atikah. Tapi Atikah tidak ada di rumah. Saat itu juga Zaky memberitahu orangtua Atikah mengenai masalahnya. Orangtua Atikah marah dan mencaci maki Zaky.

Dalam kondisi “panas”, Zaky dan orangtua Atikah sepakat melakukan tes DNA untuk memastikan bahwa anak yang dikandung Atikah benar-benar anak Zaky.

Saat bertemu Atikah di tempat kerjanya, Zaky menyatakan niatnya untuk melakukan tes DNA. Entah kecewa atau marah, Atikah justru meninggalkan Zaky dengan pergi ke Sukabumi selama lima hari dengan alasan pekerjaan.

Zaky tersinggung. Dia merasa dipermainkan. Apalagi kondisinya saat itu sedang tertekan akibat tuntutan dari orangtuanya, istrinya, mertua, dan orangtua Atikah.

Dalam kondisi stres Zaky menerima pesan singkat dari teman Atikah. “Kalau memang jantan, kamu harus berani. Dan kalau bener suka sama Atikah, kamu datang ke tempat kerja,” isi pesan singkat tersebut.

Pesan tersebut langsung dibalas oleh Zaky dan disambut telepon balik oleh Atikah. Awalnya percakapan tersebut berlangsung baik. Sayang, di akhir keduanya malah bertengkar.