Find Us On Social Media :

Saat Caci Maki Berakhir dengan Mutilasi

By Ade Sulaeman, Kamis, 8 Februari 2018 | 19:00 WIB

Intisari-Online.com - Hotel yang berjarak 200 m dari Kantor Polisi Resort Jakarta Utara itu terlihat kusam. Begitu juga lobinya. Kesan muram makin terasa karena dinding penyekat yang dijadikan sebagai front office terbuat dari bambu tua berwarna kecokelatan. Di dindingnya tertempel tarif kamar dengan rentang antara Rp50.000 dan Rp100.000. Di bagian bawahnya tertulis Hotel BM (nama disamarkan - Red).

Ada hal janggal di hotel ini. Salah satu kamarnya, yang bernomor 17 AB telah “menghilang.” Menurut seorang petugas hotel, “Kamarnya sudah tidak ada, sudah dibongkar.” Hal ini tentu akan mengundang tanya.

Namun, bagi mereka yang mengetahui peristiwa empat tahun lalu di kamar tersebut, pasti akan memakluminya.

Sepuluh tahun lalu, 17 Januari 2008, para petugas Hotel BM dikagetkan oleh temuan bercak darah di lantai hotel. Setelah ditelusuri, ternyata mengarah ke kamar yang terletak di pojok di lantai dua, yakni kamar 17 AB.

(Baca juga: (Video) Demi Selamatkan Suaminya, Ibu Ini Tembaki Penjahat di Depan Rumah Mereka)

Status kamar tersebut masih disewa orang. Tapi ketika diketuk dan dipanggil, tidak ada jawaban. Para petugas pun berinisiatif membuka pintu yang ternyata tak terkunci itu. Tidak ada seorang pun di sana. Kondisinya bersih dan rapi. Karena penasaran, salah seorang petugas melongok ke kolong tempat tidur. Alangkah terkejutnya dia, di depannya terbujur tubuh perempuan tanpa kepala.

Polisi yang dihubungi lantas melakukan penyelidikan. Berdasarkan kesaksian petugas kasir, sebelumnya, perempuan yang sudah menjadi mayat tersebut menginap bersama seorang pria.

Seorang petugas lain juga menyatakan sempat bertemu pria tersebut yang terlihat terburu-buru meninggalkan hotel. “Pulang, Mas? Kok sendirian?” tanya petugas tersebut. “Iya, sendiri aja. Besok ke sini lagi,” jawab pria tersebut.

Sayang, identitas pria bertubuh tinggi dan kurus, berambut hitam pendek, serta berkulit putih tersebut tidak tercatat. Begitu pula dengan perempuan tanpa kepala yang memiliki ciri-ciri berkulit sawo matang, bertubuh gemuk, tinggi (perkiraan dengan kepala) sekitar 165 cm, dan perut yang besar seperti sedang hamil. Tampaknya identitas korban memang sengaja dihilangkan.

Ponsel tak bisa dihubungi

Selang sehari setelah kejadian, di Kelurahan Lagoa, Koja, Jakarta Utara, seorang lelaki tua bernama Muchtardjo kebingungan. Sudah dua hari anak perempuannya Atikah Septiani, 22 tahun, menghilang.

Baru pada hari kedua ada sebuah pesan SMS di ponselnya dari Atikah yang mengabarkan bahwa dirinya sedang sakit dan berada di Sukabumi karena urusan pekerjaan.