Umumnya, untuk menentukan suatu kehamilan, dapat dilakukan tes darah atau urine.
Tes kehamilan menggunakan sistem ELISA (enzyme linked immunosorbent assay) dapat mendeteksi kehamilan secara dini dengan cepat dan mudah.
Walaupun pada saat itu kadar human chorionic gonadotropin-nya dalam urine masih rendah.
Beberapa dari tes kehamilan yang sensitif dapat mendeteksi human chorionic gonadotropin ketika kadarnya masih sangat rendah, yaitu 1,5 minggu setelah siklus masa subur.
Pemeriksaan itu memerlukan waktu sekitar ½ jam. Selama 60 hari pertama, dalam kondisi kehamilan normal dengan satu janin, kadar human chorionic gonadotropin akan meningkat dua kali setiap 2 hari.
Wanita sering lupa hari pertama haid terakhirnya atau terjadi kehamilan yang menumbung (belum dapat haid sudah hamil lagi).
Hal ini tentu akan menyulitkan dokter untuk menghitung usia kehamilannya. Untuk itu, ada beberapa cara dalam menentukan usia kehamilan.
- Detak jantung janin dapat didengar lewat stetoskop khusus atau alat yang disebut dengan instrumen Doppler. Jantung janin dapat dideteksi dengan stetoskop ketika usia kehamilan sekitar 18 - 20 minggu dan dengan instrumen Doppler pada saat usia kehamilan 12 - 14 minggu.
- Pergerakan janin dapat dirasakan oleh ibu yang tengah mengandung, umumnya ketika usia kehamilan 16 - 20 minggu. Wanita yang pernah hamil sebelumnya dapat merasakan gerakan-gerakan lebih awal dibandingkan dengan yang baru pertama kali hamil.
- Mendeteksi pembesaran rahim menggunakan ultrasonografi, dapat terlihat ketika usia kehamilan sekitar 6 minggu. Detak jantung janin dapat terlihat ketika berusia 6 minggu, meski tidak jelas. Detak itu 95% dapat terlihat jelas ketika usia kandungan 8 minggu.
Semoga tidak salah lagi bagi ibu hamil dalam menentukan upacara mitoni-nya. (K. Tatik Wardayati)
(Baca juga: Menyeramkan! Beginilah Penjara Phu Quoc Vietnam yang Tidak Manusiawi)