Find Us On Social Media :

Kisah Walisanga: Maulana Malik Ibrahim dan Kisah Makam-makam Islam Tertua di Jawa

By Moh Habib Asyhad, Minggu, 28 Januari 2018 | 07:00 WIB

Jadi, sudah boleh dianggap pasti bahwa pada waktu itu yang bersangkutan adalah anak orang asing yang menetap untuk sementara waktu, tetapi yang tidak kita ketahui apa-apanya."

Intisari sendiri juga belum memeriksa, bagaimana diketahui bahwa yang disebut sebagai gadis itu bukannya nenek-nenek.

Kedua, dan dengan begitu, layak  diperiksa pula fakta mengenai Maulana Malik Ibrahim itu sendiri apakah sesuai dengan dongengnya, masih memanfaatkan penelitian Louis-Charles   Damais yang diterbitkan dua tahun setelah pria Prancis yang menikah dengan perempuan Indonesia itu meninggal pada 1966.

"Yang dikemukakan sekarang ialah prasasti lain, dari daerah yang sama, dari masa tiga abad sesudah prasasti binti Maymun, sebab tanggalnya Senin 12 Rabi al-awwal 822 H = 10 April 1419 M (dua hari sesudah padanannya yang teoretis).

(Baca juga: Tes IQ: Cukup Jawab 3 Pertanyaan untuk Melihat Tingkat Kecerdasan Anda, Yuk Coba!)

Prasasti itu terdapat di sebuah kuburan di Gresik yang bernama Gapura Wetan. Menurut suatu tradisi setempat, makam itu makam salah seorang tokoh yang dianggap termasuk penyebar agama Islam yang pertama di Jawa, yang sering dinamakan Wali Sanga.

Bahwasanya dia termasuk salah seorang penyebar utama agama Islam, agaknya patut diragukan, mengingat bahwa penyebaran agama itu di Jawa  Timur telah berlangsung jauh lebih awal, akan tetapi sudah tentu tidaklah mustahil bahwa tokob itu, jika memang berwibawa, telah dapat  mengajak orang masuk agama Islam, sehingga hal itu masih dikenang orang.

Dia juga dianggap kerurunan Nabi yang datang dari Tanah Arab. Dan salah satu namanya menurut dongeng, yang malah menganggapnya sebagai seorang paman Dewi Putri Suwari, adalah Mawlana Maghribi, "Guru dari Barat".

Tetapi hal itu tidak tertulis pada nisannya. Prasasti berbahasa Arab itu, yang keadaannya masih baik sekali, tidak menyebutkan asal-usulnya, tetapi kita dapat membaca namanya dengan jelas, yaitu Malik Ibrahim, sebuah nama yang juga masih bertahan dalam tradisi setempat."

(Baca juga: Hati-hati Saat Membeli HP, Inilah Daftar Smartphone yang Paling Banyak Dipalsukan di Pasaran!)

(Ditulis oleh: Seno Gumira Ajidarma. Seperti pernah dimuat di Majalah Intisari edisi April 2006)