Find Us On Social Media :

Kisah Walisanga: Maulana Malik Ibrahim dan Kisah Makam-makam Islam Tertua di Jawa

By Moh Habib Asyhad, Minggu, 28 Januari 2018 | 07:00 WIB

Ketika sampai di Leran berjangkit penyakit yang membunuh banyak orang. Tiga dan lima orang saudara sepupu yang bersamanya datang dari seberang, Jafar, Sayid Kasim, dan Sayid Ghari tewas pula karenanya - makam mereka terkenal dengan nama kuburan panjang.

Tak kelinggalan sakit pula Putri Leran, putrinya, yang berencana ia nikahkan dengan raja Majapahit. Adapun doanya kepada Tuhan adalah, mohon kesembuhan putrinya agar bisa dinikahkan, tetapi kalau raja Majapahit tak bisa masuk Islam mohon agar usia putrinya dipendekkan saja - dan itulah yang lerjadi.

Ternyata Angkawijaya menyusul ke Leran, dan ketika mendengar kematian ketiga "pangeran" ia disebutkan  menilai rendah kepercayaan raja Cermen,  karena tidak bisa menghalangi kematian para pangeran yang masih muda.

(Baca juga: Inilah Perangkat Survival Bagi Pilot Jet Tempur F-16 Jika Sampai Tertembak Jatuh)

Sampai di sini Malik Ibrahim berperan lagi, dengan memberi jawaban bahwa ketidakpahaman raja yang seperti itu tentunya diakibatkan penyembahan kepada dewa-dewa, dan bukan kepada Tuhan yang hakiki.

Dikisahkan betapa Angkawijaya menjadi murka dan terpaksa ditenangkan para pengikutnya. Pulanglah ia ke Majapahit dan tidak mau mengingat lagi peristiwa yang terjadi tahun 1313 (tentunya penanggalan Saka, meski hanya dalam dongeng) itu.

Disebutkan bahwa Malik Ibrahim kemudian pindah dari Leran ke Gresik, setelah meninggal dimakamkan di gerbang timur kota pelabuhan itu.

Makam dan pembongkaran

Masih ada lagi legenda tentang Malik Ibrahim, telapi mirip cerita  sinetron laga, sehingga bagi pembaca Intisari yang budiman lebih berguna disajikan cerita tadi saja, karena pembongkarannya akan menjelaskan beberapa hal.

(Baca juga: Kenapa Tiba-tiba Banyak Anak 'Zaman Now' Pakai Kaus Bergambar Pisang? Benarkah Gara-gara 'Minion'?)

Pertama, tentang dihubung-hubungkannya Malik Ibrahim dengan Putri Leran. Cerita ini terbentuk tenru karena terdapatnya kuburan atau makam panjang di Leran, yang tanggalnya lebih tua tiga abad.

Dalam penelitian J.P. Moquette, batu nisan Malik Ibrahim berasal dari Cambay di Gujarat, sedangkan Djajadiningrat menyebutkan tentang makam di Leran, bahwa "Batu-batu nisan semacam itu masih tiga abad lagi lamanya dipesan di luar Jawa, yaitu di India."