Find Us On Social Media :

Soekarno Muda Sejatinya Sangat Ingin Sekolah ke Luar Negeri tapi Ibunya Meyakinkannya Tetap Tinggal di Indonesia

By Moh Habib Asyhad, Selasa, 23 Januari 2018 | 20:00 WIB

"Ibu," kata Soekarno, "semua pelajar yang sudah lulus  HBS, otomatis pergi ke Negeri Belanda. Siapa pun yang ingin mendapat pendidikan universiter, mesti ke Holland."

“Tidak. Sama sekali tidak,"sahut ibunya. "Anakku tidak akan ke Negeri Belanda."

"Tetapi apa salahnya pergi ke luar negeri?"

"Memang tidak ada salahnya. Tetapi banyak kelirunya pergi ke Negeri Belanda. Apa yang menarik kamu? Harapan akan mendapat gelar universiter, atau keinginan akan perempuan kulit putih?"

"Saya mau ke universitas, Ibu."

"Kalau demikian, kamu masuk universitas di sini. Pertama, kita harus mempertimbangkan hal pokok yakni uang. Terlalu mahal pergi ke luar negeri. Lagi pula kamu seorang anak yang lahir dengan darah Hindia. Saya mau kamu tinggal di sini di antara bangsamu sendiri. Jangan pernah lupa, Anakku, tempatmu, tujuan hidupmu, warisanmu, adalah di Pulau ini."

(Baca juga: (Foto) Mayat-mayat Ini 'Dihidupkan' Kembali Justru dalam Acara Pemakamannya, Aneh Sekaligus Mengerikan!)

Lain dengan Soekarno yang tertahan di Tanah Air, Mohammad Hatta dapat meneruskan pelajarannya di Nederland karena memperoleh beasiswa dari Yayasan Van Deventer. Beasiswa itu mula-mula untuk studi selama dua tahun, dan kemudian untuk tiga tahun.

Saat ia berangkat ke Nederland, beasiswa itu belum dia peroleh, karena terlambat mengajukan permintaan.

Untung ia masih mempunyai uang simpanan yang cukup untuk membiayai pelayaran dari Betawi ke Rotterdam: Ongkos pelayaran 1.100 gulden, dan sisa tabungannya kurang lebih 2.500 gulden yang diperkirakan cukup untuk biaya hidup di Rotterdam selama setahun.

(Seperti pernah dimuat di Majalah Intisari edisi Agustus 2002)