Find Us On Social Media :

Wanita Ini Menikah dengan Pilot yang Menembak Jatuh Pesawat yang Ditumpanginya, Romantis atau Tragis?

By Ade Sulaeman, Jumat, 19 Januari 2018 | 13:00 WIB

Yakni medan perang Tunisia, Italia, dan Philipina.

Tapi meski sudah berhasil merontokkan pesawat Nazi Jerman dan Jepang di tiga front medan tempur, Curdes yang ternyata selalu gatal ingin berperang itu tetap belum puas.

Pada 10 Februari, Curdes memimpin 4 pesawat tempur lainnya untuk melaksanakan misi penyergapan.

Sasarannya adalah menyerang pesawat-pesawat transpor dan menggempur pangkalan udara Jepang di kawasan perbatasan Taiwan-Philipina.

Ketika sedang terbang rendah di atas pulau Bataan, yang menurut intelijen AS sudah dikuasi militer AS, tiba-tiba konvoi lima pesawat Mustang yang dipimpin Curdes mendapat serangan dari darat.

Curdes dan keempat penerbang lainnya terkejut dan segera melakukan manuver menghindar untuk kemudian berbalik melancarkan serangan balasan.

Sambil bermanuver Curdes sempat melihat satu pesawat Mustang tertembak jatuh tapi pilotnya selamat dan tampak sedang terayun-ayun di parasut.

Curdes dan para rekannya yang marah pun segera menggempur pangkalan udara Jepang yang terletak di lokasi yang terpencil itu.

Usai melancarkan gempuran udara yang terakhir, Curdes membuat manuver ‘’balik kanan’’ untuk kembali ke pangkalannya yang berlokasi di kawasan Mangaldan.

Tapi tiba-tiba Curdes terkejut ketika melihat pesawat angkut C-47 Skuytrain yang sedang terbang dan tampak akan mendarat di pangkalan udara Jepang yang baru saja digempurnya.

Curdes merasa curiga, jangan-jangan pesawat C-47 yang nota bene pesawat AS itu merupakan pesawat yang disita Jepang dan belum sempat diubah cat dan logonya.

Apalagi upaya Curdes untuk mengontak C-47 menggunakan radio selalu gagal dan tidak pernah mendapat jawaban.