Find Us On Social Media :

Peringatan untuk Para Wanita! Model Ini Kehilangan Kedua Kakinya Gara-gara Tak Ganti Pembalut

By Aulia Dian Permata, Jumat, 19 Januari 2018 | 07:00 WIB

Intisari-Online.com – Setelah pada tahun 2012 kaki kirinya diamputasi, Lauren Wasser, seorang model berusia 29 tahun harus kembali menjalan amputasi kaki kanannya pada minggu lalu (09/01/2018).

Model berbasis di Los Angeles tersebut mengungkapkan bulan lalu bahwa dia 'pasti' kehilangan kaki kirinya karena dia dalam 'rasa sakit yang luar biasa setiap hari' akibat Toxic Shock Syndrome (TTS).

Dokter mengatakan bahwa ia terkena TTS setelah melihat berbagai gejala yang terjadi.

Pada kejadian pertama, dia tak sadarkan diri tak sadarkan diri di lantai kamar tidurnya.

(Baca Juga :  )

Tak ada siapa pun saat kejadian ini berlangsung. 

Untungnya, ibunya memanggilkan polisi untuk pemeriksaan kesehatan saat dia tidak mendengar kabar darinya untuk sementara waktu.

Sementara di rumah sakit demamnya mencapai 40 derajat celcius, dia menderita serangan jantung dan organ tubuhnya mulai gagal sebelum dia dimasukkan ke dalam koma yang diinduksi secara medis. 

Mengapa Wasser sampai seperti itu? 

(Baca Juga :  )

Siapa sangka penggunaan tampon jadi penyebab dirinya terkena Toxic Shock Syndrome (TTS).

Tampon adalah produk kesehatan wanita, berbentuk silinder, biasanya dipakai saat haid, fungsinya sama seperti pembalut.

Lalu, apa itu TTS?

Sindrom ini adalah infeksi bakteri yang sangat berbahaya, namun bisa salah didiagnosis karena gejalanya mirip dengan penyakit lain sebab sangat jarang terjadi. 

Hal itu terjadi bila bakteri Staphylococcus aureus atau Streptococcus yang tidak berbahaya, yang hidup di kulit, menyerang aliran darah dan menghasilkan racun berbahaya. 

Gejala biasanya dimulai dengan demam tinggi mendadak, dengan suhu di atas 38.9 celcius. 

(Baca Juga :  )

Dalam beberapa jam penderita akan mengalami gejala mirip flu termasuk sakit kepala, sakit otot, sakit tenggorokan dan batuk. 

Kemudian diikuti dengan mual dan muntah, diare, terasa pingsan, pusing dan bingung.

Ternyata, perempuan berisiko tinggi mengalaminya. Mengapa?

Perempuan paling berisiko mengalami sindrom ini selama menstruasi dan terutama jika mereka menggunakan tampon, baru saja melahirkan, atau menggunakan alat kontrasepsi penghalang internal seperti diafragma. 

Biasanya bakteri ini berkembang lantaran kebiasaan buruk perempuan yang jarang mengganti tampon atau pembalut. 

Setiap tahun sindrom ini menginfeksi lebih dari 100.000 wanita.

(Baca Juga : )

(Reporter Nakita : Anisyah Kusumawati)

Artikel ini pernah dimuat di Nakita.grid.id dengan judul Miris, Model Ini Harus Kehilangan Kedua Kakinya Karena Hal Sepele