Gara-gara Cukur Bulu Kemaluan, Kaki Ibu Tiga Anak Ini Nyaris Diamputasi

Ade Sulaeman

Editor

Dana sedgewick
Dana sedgewick

Intisari-Online.com – Gara-gara ingin tampil sempurna saat mengenakan bikini, Dana Sedgewick (44) nyaris kehilangan kakinya. Kini ia sedang dalam perawatan dengan kemungkinan tidak bisa menggunakan kakinya dengan normal.

(Baca juga: Sering Mencukur Rambut Kemaluan Dapat Meningkatkan Risiko Terkena Penyakit Menular Seksual)

Semua bermula dari aktivitasnya mencukur bulu kemaluannya agar bisa tampil rapi kala menggunakan bikini.

Apa daya, selesai mencukur bulu kemaluan menggunakan pisau cukur yang baru, kakinya mengalami syok. Ruam merah menyerang kakinya sebelum berubah menjadi hitam karena necrotisingfasciitis – infeksi yang membuat jaringan tubuh mati.

kaki ruam
Dengan segera ia dilarikan ke ruang intensif, dan dokter langsung mengoperasinya untuk membuang sebanyak mungkin jaringan yang membusuk.

Namun, Sedgewick mengalami sepsis selama operasi tersebut. Sepsis merupakan kondisi medis serius ketika terjadi peradangan di seluruh tubuh yang disebabkan oleh infeksi.

Harapan hidupnya tinggal 30 persen karena ginjalnya gagal menjalankan fungsinya dan jantungnya sempat berhenti empat kali.

(Baca juga: Benarkah Rambut Kemaluan Pengaruhi Libido?)

Setelah berhasil bertahan dalam siksaan mengerikan tersebut, Sedgewick menjalani 21 operasi untuk memperbaiki kerusakan pada kulitnya. Namun dokter memberi tahu bahwa kemungkinan dia tidak bisa berjalan lagi.

Tapi dengan dukungan suaminya, Mathew (47), sekarang dia sudah pulih dan bisa berjalan menggunakan tongkat kruk dan kembali ke rumah bersama anak-anaknya – Megan (18), Freya (14), dan Klara (9).

Kaki setelah dioperasi
“Seperti banyak wanita lain, saya tentu ingin tampil rapi saat memakai bikini. Jadi ketika rambut kemaluan sudah memanjang, saya pun segera memangkasnya menggunakan pisau cukur baru.

“Tapi, selama akhir pekan itu saya merasa tidak sehat dan melihat ada sedikit jerawat di pangkal paha saya yang terus berdarah. Saya tidak begitu memikirkannya karena sering mengalami ruam karena bercukur,” kata Sedgewick bercerita tentang peristiwa yang terjadi pada Mei 2012 itu.

(Baca juga: 5 Hal yang Harus Diketahui tentang Merawat Rambut Kemaluan Wanita)

Dua hari setelah bercukur dia mengalami pusing dan mual. Dokter keluarga mencurigai ia terkena infeksi dan memberinya resep antibiotik.

Beberapa hari kemudian, Megan (anak sulung Sedgewick) menemukan ibunya terbaring di tempat tidur, dengan kakinya tertutup ruam merah berdarah.

Berdasarkan rujukan dokter keluarga, Mathew membawa istrinya ke Northern General Hospital di Sheffield, Inggris, untuk menjalani operasi. Dokter mendiagnosisnya dengan necrosis fasciitis.

Kondisi ini menyebabkan bakteri melepaskan racun yang menyerang jaringan lunak di sekitarnya, dan bisa disebabkan oleh luka ringan atau goresan.

Nyonya Sedgewick berkata: "Pada saat saya sampai di rumah sakit, kaki saya tertutup kulit hitam dan membusuk."

Selama sepuluh jam berikutnya, ahli bedah berjuang untuk menyelamatkan kakinya. Dengan memotong tujuh inci kulit yang terinfeksi, mereka mengeluarkan daging yang sakit dan mengoles kembali kulit dari punggungnya.

Selama operasi, dia mengalami sepsis dan kecil kemungkinan untuk selamat setelah mengalami syok septik.

“Pembunuh senyap” itu menyerang saat infeksi seperti keracunan darah memicu reaksi sistem kekebalan tubuh yakni tubuh menyerang organ tubuhnya sendiri.

Untuk meningkatkan peluangnya bertahan hidup, dokter memutuskan untuk memasukkannya ke ruang intensif selama sembilan hari.

“Ketika saya terbangun, kaki saya ditutupi perban dan saya tidak tahu apa yang telah terjadi. Kupikir aku pernah mengalami kecelakaan mobil.

"Tapi ketika dokter bedah bertanya apakah saya ingat mencukur, saya tiba-tiba teringat memangkas rambut kemaluan saya.

"Dia mengatakan kepada saya bahwa titik di selangkangan saya telah terinfeksi, dan saya sangat beruntung bisa bertahan hidup."

Sedgewick lalu dipindahkan ke unit luka bakar rumah sakit untuk perawatan spesialis, dan bisa melihat kakinya untuk pertama kalinya.

"Mengerikan sekali. Seluruh otot saya membusuk, dan pangkal paha saya membentuk seperti kawah. Aku ingin muntah melihatnya.

"Tapi aku bersyukur bahwa kondisi ini ternyata jauh lebih baik. Soalnya saya bisa saja kehilangan kaki saya - atau yang lebih buruk lagi, meninggal dunia.”

Meski dokter memperkirakan Sedgewick tak bisa berjalan lagi, namun tekad kuatnya – dibantu dengan fisioterapi – akhirya Sedgewick bisa berjalan dengan bantuan kruk.

Enam minggu kemudian, dia boleh meninggalkan rumah sakit.

Selama empat tahun berikutnya, dia menjalani 21 operasi plastika untuk memperbaiki penampilan kulitnya.

“Saya merasa memiliki tubuh baru. Tapi dengan dukungan suami saya, saya mampu melihat bekas luka itu sebagai pengingat betapa beruntungnya saya menjalani semua siksaan ini.”

Dr. Ron Daniels BEM, chief executive dari Sepsis Trust Inggris, mengatakan, "Kisah yang dialami Dana menggambarkan betapa seriusnya kerusakan akibat sepsis. Di Inggris, setiap hari kehidupan seseorang dan keluarganya bisa terkoyak oleh kondisi akibat sepsis.

"Tapi melalui kesadaran yang lebih baik, ribuan nyawa bisa diselamatkan setiap tahunnya.

'Sementara necrotising fasciitis adalah penyebab sepsis yang langka, sangat penting bagi mereka yang berkecimpung di dunia medis untuk mempertimbangkan hal itu ketika mendapati pasien yang tidak sehat.

'Siapa pun yang memiliki gejala seperti flu dan satu atau lebih gejala utama sepsis harus segera menghubungi ambulans. Setiap jam yang berlalu sebelum antibiotik yang sesuai diberikan, berarti risiko kematian menghadang.”

Artikel Terkait