Xenomelia, Penyakit Mental yang Memicu Penderitanya Ingin Mengamputasi Tubuhnya

Moh Habib Asyhad

Editor

Xenomelia, Penyakit Mental yang Memicu Penderitanya Ingin Mengamputasi Tubuhnya
Xenomelia, Penyakit Mental yang Memicu Penderitanya Ingin Mengamputasi Tubuhnya

Intisari-Online.com -Tak hanya psikopat, bipolar disorder, skizofrenia, ada banyak jenis kelainan mental yang mesti kita ketahui. Salah satu yang paling unik adalah xenomelia. Kelainan mental ini memicu penderitanya ingin mengamputasi tubuhnya sendiri, berhadap dirinya cacat atau buta.

Pada kebanyakan kasus, penderita merasa bagian tubuhnya tidak lengkap pada kondisi yang sekarang.

Para ahli menyebut kelainan ini dengan kelainan identitas integritas tubuh (BIID). Orang dengan BIID biasanya tidak memiliki kondisi gangguan mental lainnya. Mereka juga menutup erat keinginannya karena takut dihakimi orang lain. Itu sebabnya BIID sulit didiagnosis.

Orang dengan kelainan BIID sebenarnya tahu apa yang mereka rasakan itu aneh dan irasional. Mereka merasa terganggu dengan perasaan bahwa tubuh mereka tidak seperti yang seharusnya, dan menderita dengan tekanan itu. Sayangnya obat-obatan dan psikoterapi klasik sering gagal menghilangkan keinginan terbesar para pengidap BIID yang ingin membuat dirinya cacat.

Orang dengan BIID sering kali berakhir dengan melakukan amputasi menggunakan metode yang ekstrim dan berbahaya. Nyawa yang menjadi taruhan seolah lebih bisa diterima dibanding harus menderita dengan anggota tubuh yang dimiliki.

Beberapa kasus juga dilaporkan dilakukan secara “legal” oleh dokter bedah karena pasien sudah melakukan tindakan merusak sehingga dokter tak punya pilihan lain selain mengamputasi. Sementara itu pasien yang tidak berani melakukan amputasi sendiri terkadang pergi ke luar negeri, umumnya di Asia untuk membayar dokter bedah dan memotong bagian tubuh yang tidak disukainya.

Para ahli belum mengetahui apa yang memicu BIID. Penelitian neurosains terbaru menunjukkan, pengidap kelainan ini mengalami disfungsi di area otak yang berkaitan dengan representasi tubuh.

Beberapa teknik sudah diuji coba untuk membantu menghilangkan pemikiran keliru pengidap BIID. Salah satunya dengan merangsang reseptor tertentu di otak untuk memodifikasi bagaimana kita menghadirkan tubuh kita. Sayangnya teknik ini kurang efektif.

Teknik lainnya adalah menggunakan kotak kaca ilusi, yaitu teknik untuk mengubah kesadaran pada gerakan tubuh. Pengidap kelainan ini juga dilatih untuk menyadari bahwa bagian tubuh tersebut bagian dari diri. Pada teknik ini pasien diminta melihat bayangan bagian tubuh melalui kotak yang memiliki cermin.(Lusia Kus Ana/Kompas.com)