(Foto) Ada Tangan-tangan Penuh Luka dari para Buruh Ini di Balik 'Keindahan' Produk-produk Apple

Muflika Nur Fuaddah

Penulis

Para karyawan bekerja tanpa sarung tangan hingga kulit tangan mereka mengelupas.

Intisari-Online.com- Karyawan di pabrik raksasa teknologi Apple, China, yang memasok suku cadang harus bertahan selama 10 jam per hari dalam kondisi berisik dan beracun.

China Labor Watch (Petugas Perburuhan China) yang berbasis di New York mengatakan bahwa pekerja perakitan hanya dibayar Rp 3,8 Juta sebulan dan bekerja dalam ruang sempit.

Namun, Catcher, perusahaan pemasok Apple itu kini telah membantah tuduhan tersebut.

Apple juga mengatakan bahwa tim investigasinya sendiri "tidak menemukan bukti bahwa Catcher telah melanggar" standar kerja di pabriknya di daerah Suqian, sekitar 300 mil barat laut Shanghai.

Baca Juga:Pria Berbobot 190 kg Ini Berhasil 'Membuang' Setengah Berat Badannya, Lihatlah Penampilannya Sekarang

Baca Juga:Tak Cuma Lezat, Nangka Juga Mujarab Obati Kanker! Berikut Penjelasannya

Pabrik besar mempekerjakan ribuan orang dalam ruang sempit
Dlansir pada The Sun (17/1), pabrik tersebut dilaporkan memproduksi suku cadang untuk Macbook, iPhone dan iPad.

Pekerja bekerja 10 jam dan tidak dibayar lembur
Penyataan yang dituduhkan tersebut terjadi hanya 10 hari setelah seorang pekerja dari pabrik China lain yang memproduksi iPhone Apple meninggal karena melompat dari jendela lantai 12.

Kondisinya sangat berbeda dengan toko Apple mewah di Beijing
Li Qiang, pendiri dan direktur eksekutif China Labor Watch, mengatakan bahwa dia mengirim mata-mata untuk bekerja di Catcher selama tiga bulan.

Hasil laporan yang diterbitkan pada 16 Januari, mengatakan bahwa para karyawan bekerja tanpa sarung tangan hingga kulit tangan mereka mengelupas.

Foto asrama karyawan di dalam pabrik
Dan di bulan Mei tahun lalu media lokal melaporkan lebih dari 80 pekerja Catcher dirawat di rumah sakit setelah terkena gas beracun.

Seorang pekerja memancing ikan di sungai untuk makan di dekat pabrik
Catcher mengatakan bahwa mereka akan membangun asrama baru karena merasa didorong untuk meningkatkan taraf hidup karyawan.

"Apple harus menghormati penegakkan hukum di China," kata Li Qiang dalam sebuah pernyataan.

Baca Juga:Gara-gara Laku Keras, Harga Xiaomi Redmi 5A Melonjak. Bikin 'Nyesel' yang Tak Ikut 'Flash Sale'

Artikel Terkait