Find Us On Social Media :

Catat! Inilah Panduan Makan Seafood Sesuai Usia dan Kondisi, Agar Tubuh Tak Keracunan

By Ade Sulaeman, Sabtu, 13 Januari 2018 | 15:30 WIB

Logam berat yang dimaksud adalah arsen (As), kadmium (Cd), tembaga (Cu), timbal (Pb), merkuri (Hg), nikel (Ni), dan seng (Zn).

Sebenarnya, senyawa ini secara alami terdapat dalam batuan, tanah, dan air dalam level rendah.

Salah satu logam berat yang paling banyak terkandung dalam makanan laut adalah merkuri.

Rantai makanan dari produsen ke predator laut teratas, seperti hiu, menyebabkan kandungan merkuri terakumulasi paling banyak.

Penelitian menunjukkan, konsentrasi merkuri di tubuh hiu bisa 10 juta lebih besar ketimbang kandungan merkuri di alam habitatnya.

Manusia yang berada di posisi teratas dalam rantai makanan tak pelak terkena imbas paparan merkuri ini.

Mekanisme merkuri mempengaruhi kesehatan orang dewasa memang masih banyak diperdebatkan.

Namun efek merkuri yang bisa mempengaruhi janin dan anak-anak sudah banyak diteliti dan dikonfirmasi.

Salah satu yang diserang adalah sistem otak dan saraf yang baru dalam tahap perkembangan.

Blue Ocean Institute, sebuah lembaga konservasi laut yang berbasis di Stony Brook University, Long Island, New York (AS), menyarankan untuk menghindari paparan merkuri, bukan makanan lautnya. Caranya, dengan membatasi jumlah konsumsi makanan laut.

Carl Safina dari Blue Ocean Institute memberi gambaran, semakin besar ukuran hewan laut itu, semakin tinggi kandungan merkurinya.

“Seekor hiu besar dengan bobot 227 kg yang memangsa tuna dan todak (swordfish) telah mengumpulkan merkuri dari jajaran plankton sampai pemangsa besar seperti tuna,” kata Safina.