Find Us On Social Media :

F-15 Jatuh di Yaman, Arab Saudi Ngotot karena Masalah Teknis Meski Pemberontak Klaim Sebagai Pelaku

By Ade Sulaeman, Rabu, 10 Januari 2018 | 16:00 WIB

Sejak jet-jet tempur Arab Saudi melancarkan serangan udara dari tahun 2015, ribuan penduduk sipil Yaman telah jadi korban.

(Baca juga: Denjaka, Pasukan Khusus TNI AL yang Misterius dan Sering Bikin Gentar Navy Seal AS)

Jatuhnya korban yang makin banyak itu akhirnya memaksa Iran yang mendapatkan dukungan dari Rusia memasok rudalp-rudal antipesawat berteknologi canggih guna melawan jet-jet tempur F-15 Arab Saudi.

Jet tempur F-15 sebenarnya merupakan pesawat canggih yang sulit dijatuhkan dan dilengkapi flare pengecoh rudal dan radar peringatan dini antiserangan rudal (Radar Warning Receiver)

Sistem rudal pertahanan udara yang digelar oleh pemberontak Houti akhirnya berhasil menembak jatuh satu unit F-15 Arab Saudi pada 8 Januari 2018.

Meskipun Arab Saudi menolak bahwa F-15-nya bukan ditembak jatuh tapi karena mengalami masalah teknis, rekaman video dari radar sistem pertahanan udara Houti jelas-jelas menunjukkan bahwa F-15 rontok karena dihajar rudal.

Kemampuan pemberontak Houti untuk menembak jatuh sasaran di udara memang tidak bisa dianggap enteng.

Pasalnya pada bulan Oktober 2017, pemberontak Houti telah berhasil menembak jatuh drone AS, MQ-9 Reaper, drone milik USAF yang dikenal canggih dan dilengkapi rudal penghancur tank.

Yang jelas jatuhnya F-15 Arab Saudi selain telah menurunkan mental dan semangat tempur pilot-pilot Arab Saudi juga mengejutkan AS.

Militer AS sadar hanya negara seperti Rusia yang sebenarnya memiliki rudal-rudal yang bisa merontokkan F-15.

Oleh karena itu jatuhya F-15 Arab Saudi di Yaman bisa mengindikasikan bahwa Rusia ‘’telah ikut bermain’’.

(Baca juga: Perang Enam Hari, Mengingat Kembali Sejarah Jatuhnya Yerusalem ke Tangan Israel)