Find Us On Social Media :

F-15 Jatuh di Yaman, Arab Saudi Ngotot karena Masalah Teknis Meski Pemberontak Klaim Sebagai Pelaku

By Ade Sulaeman, Rabu, 10 Januari 2018 | 16:00 WIB

Intisari-Online.com - Sejak tahun 2015 militer Arab Saudi telah melakukan serangan udara menggunakan jet-jet tempur F-15 ke posisi pemberontak Houti yang berada di Yaman bagian utara.

Kelompok pemberontak Houti yang secara terang-terangan didukung oleh Iran karena sama-sama beraliran shiah bisa memiliki senjata canggih seperti rudal balistik dan rudal-rudal canggih penangkis serangan udara.

Sejumlah rudal balistik telah diluncurkan oleh pemberontak Houti ke kota-kota penting di Arab Saudi tapi sejauh ini rudal-rudal itu bisa dilumpuhkan oleh sistem pertahanan antirudal yang digelar oleh militer Arab Saudi.

Peperangan antara militer Arab Saudi melawan pemberontak Houti yang ingin mendirikan negara merdeka di Yaman itu pun berubah menjadi proxy war yang tidak seimbang.

(Baca juga: DynCorp, Pabrik Tentara Bayaran yang Memproduksi Manusia Penjual Nyawa)

Peperangan bersifat proxy war karena sesungguhnya Arab Saudi sedang merasa bertempur dengan Iran tapi yang dihadapi secara nyata adalah pemberontak Houti.

Secara teknis peperangan antara militer Arab Saudi dan pemberontak Houti juga tidak seimbang.

Pasalnya Arab Saudi berperang menggunakan jet-jet tempur sedangkan pemberontak Houti tidak memiliki jet tempur sama sekali.

Oleh karena itu, untuk mengatasi kelemahannya pemberontak Houti kemudian menerapkan taktik perang asimetris dengan mengandalkan rudal-rudal canggih yag dipasok oleh Iran dan juga Rusia.

Tujuan utama jet-jet tempur Arab Saudi menggempur Yaman bagian utara yang merupakan basis Houti adalah untuk menghancurkan pangkalan peluncur rudal.

Tapi upaya menghancurkan pangkalan rudal itu tidak mudah karena lokasi pangkalan-pangkalan rudal Houti banyak yang tersembunyi di dalam goa bawah tanah.

Akibatnya jet-jet tempur Arab Saudi sering melakukan serangan udara secara acak sehingga banyak peduduk sipil telah jadi korban.