Find Us On Social Media :

Meski Selalu Ditunggu Kehadirannya saat Natal, Sinterklas Sejatinya Bukanlah Tokoh Natal

By Ade Sulaeman, Sabtu, 23 Desember 2017 | 15:15 WIB

Keduanya dikenal sebagai tokoh fiktif yang suka memberi hadiah berlebihan kepada anak-anak.  Di Jerman,  Nicholas tampil dalam bentuk sosok orang berambut lebat, Pelz Nichol.

Namun di Belanda tradisi penghormatan kepada Santo Nicholas terlebih sebagai "pelindung kaum pelaut" ini masih bertahan bahkan dibawa sampai ke tanah koloninya di Amerika.

Perahu pertama Belanda yang mendarat di New York pun bertuliskan Nicholas pada lambung haluannya.

Nah, barangkali karena sulit menirukan laval Belanda untuk kata Sinterklass, mereka yang bicara bahasa Inggris menyebutnya dengan Santa Claus.

Gambaran Santa Claus ini semakin berkembang di Amerika setelah dipopulerkan lewat puisi-puisi karya Dr. Clement Clarke Moore berjudul The Night Before Christmas, yang muncul tahun 1822.

Berabad-abad kemudian Santa Claus merambah ke segenap kawasan dunia setelah kartunis AS, Thomas Nast, menokohkannya dalam figur kartun plus cerita anak-anak tahun 1863.

Mungkin yang cukup mengagetkan, temyata bentuk dan profil Santa Claus ini juga dipopulerkan oleh perusahaan minuman terkenal AS, Coca-Cola.

Tahun 1931 perusahaan ini memasukkan figur Santa ke dalam iklan-iklan image-nya. Bentuk komersial yang terakhir ini diciptakan oleh Haddon Sundblom, seorang seniman terkenal dari AS.

(Seperti pernah dimuat di Majalah Intisari edisi Desember 1993)

(Baca juga: 7 Desa Ini Tersembunyi di Tempat yang Tak Terbayangkan, Salah Satunya Ada di Kawah Gunung Berapi)