Find Us On Social Media :

Pembuat Senjata Asal Rusia Ini Menyesal Setelah Tahu Ciptaannya Telah Merenggut Jutaan Nyawa Manusia

By Moh Habib Asyhad, Selasa, 12 Desember 2017 | 17:45 WIB

Medan berpasir, berair dan es, bahkan hutan. Ada berbagai cerita mengenai kehebatan senjata ini. Meski sudah terkubur atau terendam dalam rawa, bisa menyalak kembali.

Ada pula cerita mengenai bagaimana AK selalu bisa dibuat hidup kembali dengan cara distarter, seperti sepeda motor, atau dengan mendorong beberapa batu kerikil ke dalam larasnya memakai batang pembersih.

Siapa pun bisa belajar menggunakan sebuah AK-47 dalam waktu dua atau tiga menit saja. Tidak berlebihan kalau menyebut ini senjata yang sempurna, baik bagi pasukan amatir maupun bagi infantri profesional.

(Baca juga: Perang Arab-Israel, Perang Berkepanjangan yang Tak akan Berhenti Sebelum Warga Palestina Merdeka)

(Baca juga: Perang Arab-Israel 1948, Perang yang Berujung pada Pengukuhan Kemerdekaan Israel secara Sepihak)

Selama Perang Vietnam, tentara Amerika mengambili senapan Kalashnikov dari tentara lawan yang mati, lalu membuang senapan M16 milik mereka.

Para pemberontak di Rwanda yang masih remaja pun bawaannya AK. Di Sudan, ada sebuah lagu mars yang kasarnya kira-kira begini: "Duit tak ada, kau jadi sampah, tanpa sebuah Kalash.”

Di Hongkong, pernah ada sebuah geng perampok perhiasan mengacung-acungkan senjata AK-47 buatan Cina di Nathan Road yang ramai, menembak mati seorang wanita pejalan kaki, dan melukai seorang polisi.

Di Amerika Serikat, geng-geng perusuh di kota-kota besar dilengkapi dengan AK-47.

Juli 1995, setelah dengar pendapat di kongres yang seru, impor senjata itu dilarang, bersamaan dengan impor atau produksi 18 jenis senjata pembunuh lain.

Padahal desain Kalashnikov muncul dari tempatnya di Izhmash, hanya lewat jalur koneksi. Maklum, semua "teman" Uni Sovyet diberi desain AK-47, sehingga belasan versinya pun bermunculan.