Intisari-Online.com - Menurut sebuah penelitian terbaru, kura-kura raksasa dari Kepulauan Galapagos memiliki cangkang unik yang membantunya bangkit kembali saat tebalik.
Sebelumnya, cangkang aneh itu, yang berbentu seperti pelana, diketahui bisa membuat kura-kura itu mencapai vegetasi-vegetasi yang lebih tinggi—seperti kaktus.
Dikenal sebagai kura-kura pelana, nama galapagos disematkan oleh para penjelajah awal, menyesuaikan dengan nama kepulauan di mana ia ditemukan.
(Baca juga: Ni Nengah Widiasih: Kalau Gagal, Ya, Coba Lagi! Kalau Jatuh, Ya, Bangun Lagi!)
“Galapago” adalah istilah Spanyol kuno untuk menyebut pelana.
Dan sekarang, para peneliti telah menemukan fungsi baru dari pelana aneh itu; pelana tersebut disinyalir memberi energi bagi kura-kura setelah terbalik.
Pelana aneh memungkinkan leher si kura-kura itu memberi momentum saat jatuh terjengkang dan bangkit lagi.
Studi yang dipublikasikan di Scientific Reports menunjukkan, evolusi cangkang kura-kura pelana didorong oleh tekanan untuk memperbaiki kemampuan berbalik.
Untuk diketahui, ada dua jenis utama kura-kura di Galapagos; kura-kura dengan cangkang biasa dan kura-kura dengan cangkang berpunuk yang punya celah tinggi di bagian depannya.
Bagaimanapun juga, Galapagos—tempat di mana Charles Darwin menemukan teori evolusi—adalah kepulauan dengan permukaan terjal dan berbatu. Kura-kura yang berjalan di atasnya bisa jatuh kapan saja.