Find Us On Social Media :

Ternyata Inilah Asal Mula Kata ‘Che’ yang Melekat pada Sosok Guevara Sang Gerilyawan Kuba

By Ade Sulaeman, Kamis, 30 November 2017 | 06:00 WIB

Lalu dari mana nama “Che” itu muncul dan menyatu dengan namanya?

Kata ini berasal dari bahasa Indian Guarani yang tersebar di berapa negara Amerika Selatan termasuk Argentina. Ini adalah istilah sapaan akrab saja yang artinya kira-kira “hai” atau “hey you”.

Nama ini semula dipakai teman-temannya yang asal Kuba untuk menyapa Guevara, ketika mereka sama-sama tinggal di Meksiko.

Mereka adalah pelarian yang akan kembali ke Kuba untuk memulai peperangan gerilya melawan Presiden Fulgencio Batista yang didukung para kapitalis dan “mafia” Amerika.

Tahun 1959 ketika Fidel Castro berhasil mengusir Batista dari Kuba, Ernesto Guevara menanggalkan kewarganegaraan Argentinanya, dan resmi menjadi warga negara Kuba.

Secara resmi ia pun mengadopsi panggilan “Che” ke dalam namanya. Jadilah ia kemudian dipanggil dan dikenal sebagai Che Guevara!

Berlatar belakang keluarga yang cenderung menganut ide-ide politik yang kekiri-kirian, antara lain mendukung pihak Republik dalam perang saudara di tanah leluhur Spayol serta menentang kekuasaan Gereja yang melembaga di negara itu, sejak kecil Che Guevara sudah dikenalkan dengan politik.

Ibunya, Celia de la Serna adalah figur yang amat mempengaruhi pembentukan kesadaran dan keyakinan sosialnya.

Tahun 1948, ketika berusia 20 tahun, ia masuk ke Universitas Buenos Aires untuk belajar ilmu kedokteran.

Ia terkenal sebagai mahasiswa yang cemerlang, dan lulus sebagai dokter pada 1953.

Pada masa sekolahnya itu, dia selalu memanfaatkan musim-musim liburnya untuk berkelana dengan sobatnya, Alberto Granado yang punya idealisme serupa.

Ia senang melakukannya dengan bersepeda motor sampai pelosok-pelosok.

Sepeda motor Norton 500 cc-nya dia namai La Poderosa, Si Perkasa.

Ia tak hanya berkelana di Argentina, tetapi juga menjelajahi negara-negara Amerika Latin lainnya.

Penjelajahannya tak seperti orang muda yang hanya menyenangi wisata, tetapi lebih ditujukan untuk memperhatikan kondisi sosial ekonomi masyarakat di daerah yang disinggahi.

Kepekaannya melihat kondisi sosial yang memprihatinkan membentuk dirinya menjadi seorang revolusioner.

Tapi sayang semangat revolusioner yang begitu berapi-api telah membuatnya mati di usia muda.