Advertorial

50 Tahun Terbunuhnya Che Guevara: Pemegang Doktrin yang Teguh, Namun Sering Lupa dengan Realitas

Ade Sulaeman

Penulis

Dibandingkan dengan rekan-rekannya, ia jauh lebih cerdas. Jalan pikirannya sistematis, demikian pula program perjuangannya.
Dibandingkan dengan rekan-rekannya, ia jauh lebih cerdas. Jalan pikirannya sistematis, demikian pula program perjuangannya.

Intisari-Online.com –Persoalan Che Guevara menjadi hangat kembali setelah pertengahan bulan April 1967 diterbitkan fotonya di Havana dalam pakaian gerilya tanpa jenggot.

Gambar pertama setelah menghilangnya bekas menteri kabinet Kuba itu menurut keterangannya dikirim dari salah sebuah organisasi Havana.

Gambar tersebut diterbitkan bersama dengan tulisan 16 halaman yang berjudul "Pesan pada bangsa-bangsa di dunia". Tanda tangan dibawahnya "Che".

Di tahun-tahun pertama tampilnya Fidel Castro setelah menggulingkan Batista, ia selalu disertai oleh Che. Sebab Che memang tangan kanannya sejak bergerilya.

Tetapi pada bulan April 1965, tokoh itu mengbhlang dengah tiba-tiba. Di mana dia?

(Baca juga:Unik! Jersey Sepakbola Bergambar Che Guevara)

Dalam bulan Oktober tahun itu juga, PM Fidel Castro mengumumkan bahwa bekas tangan kanannya itu masih hidup dan segar bugar. Di mana? Tak dikatakannya.

Pada waktu itu juga diberitakan dari Kairo bahwa Che dibunuh oleh pasukan pemerintah Kongo. Kemudiah ada berita lain, bukan dibunuh di Kairo tetapi di Republik Dominika.

Kebanyakan orang menduga ia bergerilya di salah satu negara Amerika Latin. Dugaan itu tambah keras, tatkala belum lama ini diketemukan foto tokoh gerilyawan itu di persembunyian kaum gerilyawan Bolivia.

Andaikata ia masih hidup, memang ia harus merahasiakan kehadirannya. Sebab begitu terdengar di mana ia berada, segera pasukan pemerintah akan mengejarnya.

Demikan besar pengaruhnya sebagia seorang gerilyawan revolusioner. Ada sebab lain lagi, mengapa ia harus sembunyi.

(Baca juga:Dicoba Dibunuh 600-an Kali, Fidel Castro Tetap Lolos)

Sekalipun gerilyawan-gerilyawan di negara-negara Amerika Latin bersedia menggunakan jasanya untuk melatih anak buah mereka, tetapi pemimpin-pemimpin gerilya setempat tak suka untuk menonjolkan seorang asing sebagai pemimpin mereka.

Dalam dunia mitologi gerakan-gerakan revolusi, biasanya hanya ada satu pahlawan. Dan pahlawan yang satu itu tak bisa menenggang adanya pahlawan lain di sampingnya.

Pada tanggal 15 April 1965 Che Guevara berbicara dengan seorang wartawan Panama di Kuba.

Itulah saat terakhir orang tahu pasti tentang kehadirannya. Setelah itu lenyap. Pada tanggal 4 Oktober Dr. Castro membacakan surat yang katanya berasal dari Che Guevara.

Dalam surat itu ia minta berhenti sebagai Menteri Perindustrian dan menunjukkan adanya perbedaan-perbedaan antara dia dengan Dr. Castro.

Dikatakannya pula bahwa negara-negara lain di dunia ini membutuhkan jasanya di medan-medan pertempuran baru itu ia akan meneruskan perjuangannya melawan imperialisme.

Mana yang benar? Che mengundurkan diri atau dipecat sebagai Menteri Perindustrian.

Barangkali kedua-duaya, sebab kementeriannya ternyata gagal. Ia kecewa sekali tatkala karena kegagalannya dalam memajukan industri, ekonomi Kuba kembali menekankan usahanya ke pertanian.

Ia pun gelisah dengan semakin tergantungnya Kuba pada Uni Soviet.

Cita-citanya untuk mengobarkan revolusi di benua Amerika Latin lebih maju dari Castro. Pada tahun 1963 ia berkata, “Tidaklah dapat dimaafkan, kalau kita hanya mengharapkan hasil pemilihan umum dan mengabaikan bentuk perjuangan lain untuk memperoleh kekuasaan yang kita butuhkan untuk melaksanakan program revolusi kita.”

(Baca juga: Marita Lorenz: Selingkuhan Fidel Castro Sekaligus Pembunuh Bayaran yang Ditugaskan Menghabisi Nyawanya)

Sejak permulaan 1965 ia sering melontarkan kritik terhadap Uni Soviet dan menunjukkan simpatinya yang lebih besar kepada RRC, sekalipun negara yang terakhir ini juga tak jarang dikritiknya.

Bagi Moskow, Che menjengkelkan. Moskow menghendaki hubungan baik dengan AS dan negara-negara Amerika Latin. Uni Soviet lebih mengharapkan terjadinya perubahan-perubahan pemerintaahn melalui front rakyat daripada dengan gerakan-gerakan gerilya.

Che Guevara seorang yang dibakar oleh panggilan hidup. Baginya Kuba bukan tempat terakhir, tetapi sekadar batu loncatan untuk mengobarkan revolusi gerilya di seluruh benua Amerika Latin.

Ia berpendapat, negara-negara Amerika Laitn yang berbahasa Spanyol merupakan kesatuan. Kesatuan ini dirusak oleh pecah belah kolonialisme. Adalah tugasnya untuk mengembalikan persatuan itu.

Ia tak betah menetap sebagai Menteri Perindustrian di Kuba. Sering ia berkata kepada teman-temannya kalau ia berhasil menjadikan gua Sierre Maestra untuk melancarkan gerilya terhadap Batista, maka kini ia hendak memindahkan “Sierra Maestra” itu ke pegunungan Andes untuk mengobarkan revolusi di negara-negara Amerika Latin.

Semakin lama semakin sering ia cekcok dengan Castro. Bahkan pernah dikecohkan dalam salah satu percekcokan itu Castro naik pitam sheingga melepaskan tembakan kepadanya.

Mungkin desus-desus itu benar, tetapi yang lebih bisa dipercaya, mungkin ia kini sedang melaksanakan impian hidupnya di salah satu negara Amerika Latin.

Guevara lahir di Rosario, Argentina pada tanggal 14 Juni 1928. Saudaranya lima orang, ia anak sulung. Ayahnya seorang arsitek.

Neneknya perempuan meninggal karena kanker. Katanya ini menjadi sebab mengapa Che kemudian belajar menjadi dokter.

Sebagai anak-anak ia dirundung penyakit dan menderita asma. Ayahnya mendorong agar ia berolahraga, berenang, main golf dan rugby.

(Baca juga: Fidel Castro: Revolusinya Belum Mati-mati!)

Sebagai anak belasan tahun ia sudah membaca buku-buku “kiri” dan turut demonstrasi-demonstrasi menentang Peron.

Ia pernah berkeliling Amerika Selatan dengan jalan kaki dan bersepeda. Kembali ke Argentina, ia melanjutkan studinya dan berhasil lulus sebagai dokter pada tahun 1953.

Ia segera meninggalkan tanah airnya untuk menghindarkan diri dari dinas militer pada tentara Peron. Ia menggabungkan diri pada gerakan-gerakan “kiri” di Bolivia, Peru, Ekuador, Panama, dan Kostarika.

Akhirnya pada tahun 1958 ia masuk dalam gerakan Castro di Meksiko. Di Guatemala ia pernah bekerja pada pemerintahan Arbenz yang kemudian digulingkan oleh intervensi pasukan AS.

Pengalaman ini memperbesar kebenciannya pada Amerika Serikat.

Ia kawin dengan Hilda Gade seorang gadis Peru, kemudian cerai. Setelah berhasil menggulingkan Batista, ia kawin lagi dengan gadis Kuba, Aleida Marsh, yang kini tetap tinggal di Kuba bersama anak-anaknya.

Che termasuk 12 orang kelompok Castro yang berhasil lolos dari serbuan ke Kuba tahun 1956 yang gagal.

Setelah berhasil merobohkan Batista pada tahun 1959, ia mula-mula memimpin gerakan landreform, kemudian memimpin delegasi dagang Kuba, diangkat menjadi Presiden Bank Kuba dan akhirnya Menteri Peirndustrian.

Ia juga aktif melatih pasukan militia dan menulis buku gerilya yang banyak dibaca.

Di Kuba, Guevara dihormati. Ia terkenal sebagai orang yang bekerja keras dan jujur. Ia tak suka menyembunyikan keadaan yang sebenarnya kepada rakyat Kuba.

Dibandingkan dengan rekan-rekannya, ia jauh lebih cerdas. Jalan pikirannya sistematis, demikian pula program perjuangannya.

Di belakang meja hatinya gelisah karena tempatnya yang tepat adalah di bukit-bukit.

Seperti halnya Mao Tse Tung ia percaya akan kaum petani sebagai tenaga revolusioner, “yang akan merupakan pasukan pembebas seperti yang sudah terbukti di Kuba”.

Sebagai seorang pemegang doktrin yang teguh, ia sering kali kurang memperhatikan realitas.

Barangkali – andaikata ia kini masih hidup – kelemahan itu menjadi salah satu sebab mengapa gerakan-gerakan gerilya di Amerika Latin kini kurang memperoleh kemajuan.

(K.Tatik Wardayati)

(Seperti pernah dimuat di MajalahIntisariedisi Juni 1967, hanya beberapa bulan sebelum Che meninggal dunia.)

Artikel Terkait