Find Us On Social Media :

Hitler Psikopat Sadis yang Telah Menjadi Salah Satu Ikon Dunia dan Masih Dipuja Banyak Orang

By Ade Sulaeman, Selasa, 28 November 2017 | 13:00 WIB

Intisari-Online.com - Siapa tak kenal Hitler?

Dialah pemimpin Jerman yang pada rentang tahun 1936-1942 berhasil membawa Jerman menuju era kedigdayaan yang amat mencengangkan di mata dunia.

Keberhasilan ini dihitung dari sejak Anngkatan Perang Jerman berhasil menguasai Rhineland, daerah bebas militer pasca Perang Dunia I.

Era kedigdayaan inilah yang kerap disebut sebagai masa kebangkitan Reich Ketiga.

(Baca juga: Paul Hausser, Panglima Perang Nazi yang Berani Melawan Hitler dan Kehilangan Satu Mata saat Bertempur)

Didukung partai yang ia ciptakan sendiri, Nazi, Hitler juga berhasil membawa Jerman keluar keterpurukannya setelah kalah dalam PD I untuk kemudian bangkit menjadi penguasa Eropa.

Di bawah pimpinannya pula AD Jerman bisa diubah dari yang begitu lemah menjadi yang terkuat dan ditakuti dunia.

Sebuah prestasi yang tentunya luar biasa dahsyat terlebih karena dia hanyalah seorang kopral dan buka lulusan perguruan tinggi, yang bahkan jenderal hebat Sekutu pun belum tentu bisa melakukannya.

Hanya dalam 12 tahun kekuasaannya di Nazi, angkatan perang Jerman berhasil merebut hampir seluruh wilayah daratan Eropa kecuali Swiss, Spanyol, Liechtenstein, Swedia, Portugal, Andorra, Vatikan, Pegunungan Ural, dan Inggris.

Seperti yang diimpikannya, tokoh berkumis ala Charlie Chaplin yang semula hanya ingin memperdalam seni ini pun menganggap dirinya telah berhasil membangun kembali kejayaan Imperium Jerman Kuno yang pernah berkuasa di Eropa sejak abad 18 sampai 1918.

Ia kerap mengklasifikasikan kejayaan yang ia buat sebagai Kebangkitan Reich Ketiga (Drittes Reich). Reich Pertama sendiri berlangsung semasa kekuasaan Heiliges Komisches yang berjaya pada abad 18 hingga tahun 1806.

Sementara Reich Kedua berlangsung semasa Kekaisaran Jerman antara 1817 sampai 1918.

Bersamaan dengan itu ia juga berhasil menaikan harkat rakyatnya sebagai ras Arya, ras yang dianggapnya sebagai yang superioritas di dunia.

(Baca juga: Josef Seep Dietrich, Kepala Pengawal Hitler yang Dianggap Kurang Cerdas Tapi Malah Jadi Panglima Pasukan Panzer SS)

Meski untuk itu ia harus menegaskan diri terlebih dulu menjadi diktator yang absolut untuk kemudian melancarkan propaganda-indoktrinasi sebbagai “senjata” untuk mendongkrak semangat rakyat Jerman.

Dua konsep yang selalu ia tekankan pada rakyat Jerman, sedari awal, agar mampu bangkit dari keterpurukan, adalah Weltanschauung dan Lebenstraum.

Weltanschauung intinya adalah falsafah “yag terkuat yang akan hidup”.

Falsafah untuk menjadikan Jerman sebagai “Tuan di Bumi” ini sepertinya mengacu pada teori Darwin tentang survival of the fittest.

Sementara Lebenstraum adalah konsep politik teritorial untuk menggiring agar Jerman bisa menjadi pusat Eropa.

Lebih jauh tentang lamunan politiknya, rakyat Jerman bisa membacanya dalam buku Mein Kampf yang ia tulis selama mendekam di penjara.

Hitler sendiri adalah seorang nasionalis sejati. Kefanatikannya terhadap Jerman lah yang membuat dia ingin menyalurkan lamunan politiknya.

Jerman yang porak poranda dan ditelikung oleh Sekutu diakhir Perang Dunia I harus dibangkitkan lagi kejayaannya.

(Baca juga: Michael Wittmann, Anak Petani Kebanggan Hitler yang Jadi Komandan Tank Paling Berhasil dalam Sejarah)

 Inilah yang membuat dirinya berontak ketika ia ditugaskan menjadi agen tentara yang ditanam dalam Partai Pekerja Jerman, Deutsche Arbeiterpartei atau DAP pada tahun 1919.

Kehidupan dalam partai kecil tersebut justru merangsang niatnya untuk meninggalkan dinas kemiliteran dan beralih aktif di DAP.

Kemampuannya berorasi berhasil mempengaruhi partai DAP untuk menghujat kaum Marxis.

Selain itu Hitler juga berhasil menempatkan kaum Yahudi sebagai kaum kapitalis yang dianggap telah menikam Jerman dari belakang semasa Perang Dunia I.

Tak bisa dipungkiri, Adolf Hitler adalah salah satu fenomena dan ikon dalam sejarah modern dunia.

Sehingga, jangan heran, sepeninggalnya berbagai media cetak seperti ingin berlomba-lomba menulis kisah hidup dan pergulatannya dari berbagai sisi.

Meski begitu, di antara segala kehebatan namanya, ia toh meninggalkan pula sederet kisah kejahatan yag tak terampuni.

Ia dianggap bertanggung-jawab atas kematian puluhan juta jiwa semasa Perang Dunia II.

Termasuk di antaranya adalah enam juta orang Yahudi yang dibunuh secara sistematik lewat program Final Solution.

Untuk semua itu, Hitler melakukannya tak sendiri.

Ia didampingi Martin Bormann, Joseph Goebbels, Rudolf Hess, Heinrich, Himmler, Hermann Goring, yag rata-rata memiliki perangai sadis dan brutal.

Orang-orang ini pulalah yang juga dinggap bertanggung-jawab terhadap tewasnya puluhan juta orang semasa Hitler berkuasa.

Ia sesungguhnya dianggap berhasil membawa keluar rakyatnya dari keterpurukan dan depresi ekonomi dan membangun kembali kejayaan Jerman.

Namun keberhsilan ini tak mampu mencegah niatnya untuk bunuh diri tatkala tentara Rusia berhasil menggempur Jerman dan merangsek hingga ke persembunyiannya.

Menjelang keambrukan Jerman, pada 30 April 1945, bersama istrinya, Eva Braun, ia memutuskan bunuh diri di bunker di bawah kota Berlin.

Kepada sejumlah dokter dan perwira yag mendampingi di hari-hari terakhir, ia menyatakan merasa terhormat mati bunuh diri ketimbang harus menyerah kepada tentara Rusia atau dihadapkan pada pengadilan perang.

Berbagai penilaian kemudian diberikan kepadanya. Selain ada yag menyambutnya sebagai nasionalis sejati dan orator yang sanggup mempengaruhi orang.

Hitler juga disebut sebagai penjahat perang sekaligus psikopat yang sadis.

Walau begitu ada pula yang menyebutnya sebagai pemimpin yang agung serta pemimpin yang lembut dan teman yang kebapakan.

Profilnya memang amat variatif.

Uniknya, jauh setelah kematiaannya lalu muncul kelompok-kelompok pemuja ajarannya yang dengan bangga menamakan diri Neo Nazi.

Di tengah segala keburukannya, Adolf Hitler harus diakui memang fenomenal dan telah menjadi salah satu ikon dunia.