Penulis
Intisari-Online.com – Kebaikan yang berbalas kebaikan pula.
Inilah yang dialami oleh seorang tunawisma bernama Johnny Bobbitt Jr (34 tahun) di Philadelphia, Amerika Serikat.
Cerita berawal ketika Kate McClure (27 tahun) tengah berkendara di jalan Interstate 95 yang sepi di tengah malam.
Mobil wanita asal New Jersey itu mogok karena kehabisan bensin. Ia pun jadi panik.
Ia menelepon pacarnya, Mark D’Amico, dan memintanya untuk menjemput dirinya segera.
Saat itulah Johnny Bobbitt Jr. mendatangi mobil Kate dan bertanya masalahnya.
Setelah tahu, Bobbitt menyuruh Kate tetap di dalam mobil dan mengunci semua pintunya, sementara ia akan mencari bensin.
Ia membelikan bensin dengan uang terakhir yang dimilikinya sebesar 20 dolar atau setara Rp260.000.
(Baca juga:Hebat! Baru Berusia 10 Tahun, Tapi Gadis Cilik Ini Sudah Bisa Menggalang Dana untuk Donasi 1.000 Tas Sekolah)
(Baca juga:Penggalangan Dana oleh Cak Budi: 6 Hal yang Harus Dilakukan Sebelum Berikan Donasi Secara Online)
Kate mengatakan bahwa ia tidak punya uang untuk membayar Bobbitt saat itu juga tetapi berjanji akan kembali menemui dirinya.
Tunawisma yang tinggal di kolong jembatan rel kereta api itu tidak mempermasalahkannya.
Keesokan harinya Kate dengan ditemani Mark mendatangi Bobbitt dan menganti uang pembelian bensin.
Tersentuh dengan kebaikan Bobbitt, Kate kembali menyusuri jalan itu beberapa kali untuk memberi uang, pakaian, dan makanan untuk tunawisma itu.
Lama-lama Kate dan Mark jadi tahu bahwa Bobbitt adalah veteran Angkatan Laut dan mantan paramedis untuk tim medis darurat dengan helikopter.
Ia mengalami masa-masa sulit sehingga akhirnya menjadi seorang tunawisma.
Mark D’Amico menceritakan kisah Bobbitt pada media Philadelphia Inquirer.
“Bobbitt bilang, “Bisa dikatakan nasib buruknya, tetapi janga salah paham. Aku jadi tunawisma karena keputusanku sendiri. Aku tidak menyalahkan orang lain, tetapi menyalahkan diriku sendiri.”
Kate dan Mark mengatakan mereka tersentuh, betapa Bobbitt menolak menyalahkan orang lain atas situasinya.
Mereka pun jadi tidak bisa berhenti memikirkan tunawisma itu dan keadaannya yang sulit.
Mereka juga menyadari bagaimana Bobbitt membagikan keperluan dasar dan makanan yang diberikan kepadanya, lalu dibagikan kepada teman-teman tunawiswanya yang lain.
Setelah beberapa kali kunjungan, akhirnya Kate dan Mark mulai menggalang dana secara online, lewat situs GoFundMe.
Ia berharap dana itu bisa digunakan untuk menyewa aparteman dan keperluan lainnya untuk Bobbitt.
“Aku berharap dapat melakukan sesuatu untuk pria yang tidak egois ini, yang begitu saja menolongku. Ia adalah pria baik hati, dan setiap kali berbicara dengannya dan melihatnya, membuatku ingin terus membantunya,” tulis Kate McClure dalam kampanyenya di GoFundMe.
Kampanye penggalangan dana itu dimulai sekitar 12 hari, setelah Bobbitt membantu membelikan Kate bensin pada awal November lalu.
Saat itu Kate berharap bisa mendapatkan donasi sebesar 10.000 dolar atau setara Rp130 juta.
Uang itu akan digunakan untuk membeli sebuah mobil bekas, sewa apartemen beberapa bulan, dan biaya hidup selama 4-6 bulan.
“Ia sangat tertarik untuk bisa mendapatkan sebuah pekerjaan dan aku yakin dengan adanya sebuah tempat tinggal yang bersih setiap malam dan bisa beristirahat dengan benar, hidupnya akan kembali menjadi normal,” tulis Kate di situs penggalanggan dana tersebut.
Target 10.000 dolar itu tercapai dalam beberapa hari karena ada 8.000 orang yang menyumbang untuk Bobbit.
Pada Kamis (23/11), donasi itu bahkan mencapai 239.000 dolar atau setara Rp3 miliar.
Ternyata, saat Bobbitt diberi tahu, tunawisma itu minta pada Kate dan Mark untuk dihentikan karena sudah cukup banyak.
Hal itu pun disampaikan oleh mereka di situs GoFundMe.
Namun setelah ditutup selama 1 jam, akhirnya donasi itu dibuka kembali karena masih banyak orang yang mau berdonasi untuk Bobbitt.
“Ia lebih dari sekadar gembira dengan jumlah donasi tersebut, dan ia tidak mau terlihat seperti mengambil keuntungan. Untuk sesaat donasi ditutup, namun hal itu menyebabkan orang-orang tetap ingin berdonasi,” cerita Kate.
Kate menambahkan, dari percakapan selanjutnya, ia jadi tahu bahwa Bobbitt aslinya dari kota Raleigh di Carolina Utara.
Di kota itu ia bekerja di Angkatan Laut sebagai seorang tehnisi persenjataan.
Ia juga pernah dilatih sebagai seorang paramedis, sebelum akhirnya menjadi tunawisma di Philadelphia sejak 18 bulan lalu.
Bobbit disebutkan punya masalah keuangan, sebelum akhirnya bermasalah dengan obat-obatan, dan beberapa kali berurusan dengan masalah hukum.
Bobbitt mengatakan pada Kate dan Mark bahwa ia ingin tinggal di Robbinsville di New Jersey dan bekerja di gudang Amazon.
“Ia hanya butuh sebuah dorongan dengan arah yang benar. Aku tidak dapat bayangkan betapa sulitnya hal itu. Ia berasal dari Carolina. Ia berada ribuan mil dari rumahnya tanpa benda dan tanpa saudara. Ia pun terpaksa tinggal di kolong jembatan,” kata Mark D’Amico.
Pacar Kate itu juga mengatakan bahwa Bobbitt tidak mau hidup di jalanan lagi.
Ia ingin menjadi seorang anggota masyarakat yang berguna dan tidak duduk-duduk di rel kereta api di Philadelphia.
Artinya, ia tahu dimana dirinya dan tahu apa yang harus dilakukan untuk dirinya keluar dari masalah itu.
“Hal itu hampir tidak mungkin untuk bangkit sendiri tanpa ada orang yang membantu. Bila kita dapat mengumpullkan dana bagi dirinya selama beberapa bulan, sehingga ia tidak cemas kemana harus pergi, dan apa yang akan dimakannya, dengan demikian ia bisa mendapatkan sebuah pekerjaan dan melanjutkan hidupnya,” tutup Mark D’Amico.