Find Us On Social Media :

Salut, dengan Gaji Pas-pasan, Anggota Brimob Ini Berhasil Hidupi 64 Anak Yatim Selama 10 Tahun

By Ade Sulaeman, Kamis, 23 November 2017 | 11:00 WIB

Sosok pekerja keras Rochmat terlihat manakala selepas pulang dinas, suaminya langsung pergi ke kebun untuk merawat tanaman jahe, cengkih, dan durian.

Uang dari penjualan hasil kebun milik Rochmat digunakan untuk membiayai seluruh kebutuhan anak asuhnya.

"Bapak itu pekerja keras. Setelah pulang kantor, Bapak tidak tidur, tetapi langsung ke kebun," ujar dia.

Dia pun merasa tidak pernah terbebani karena harus mengurusi anak asuh yang ditampung oleh suaminya. Dia mengaku senang rumahnya ada banyak anak-anak.

Untuk menampung anak-anak asuh, tiga kamar tidur khusus dipakai untuk tidur anak-anak perempuan. Sementara anak-anak laki-laki tidur di toko buah.

Helmi mengatakan, saat ini terdapat 15 anak asuh. Satu anak duduk di bangku TK, satu anak di SMP, tujuh anak di SMA, dan enam anak kuliah di STAIM Magetan.

Dalam sebulan, rata-rata ia harus mengeluarkan biaya Rp8 juta untuk makan dan uang saku anak asuhnya.

BACA JUGA:

Tak pelak, setiap hari dia harus memasak delapan kilogram beras. Belum ditambah dengan lauk-pauk yang harus disediakan setiap hari.

Meski berstatus anak asuh, Helmi memperlakukan anak-anak asuh layaknya anak kandungnya sendiri. Dia tidak pernah pilih kasih dalam memberikan perhatian.

Selama 10 tahun bersama anak asuh, Helmi mengaku lebih banyak sukanya dibandingkan dengan dukanya.

Dia lebih senang lantaran banyak anak-anak di rumahnya sehingga bisa saling bercerita dan berbagi. (Muhlis Al Alawi)

BACA JUGA: 

Artikel ini sudah tayang di kompas.com dengan judul “Kisah Anggota Brimob Jatim Hidupi 64 Anak Tak Mampu Selama 10 Tahun