Advertorial
Intisari-Online.com - Sekitar satu datasemen pasukan Brimob berkekuatan 200 personel dari polda Kalimantan Barat sedang mendapat tugas untuk mendukung operasioal teritorial Polda Metro Jaya.
Setelah mendarat di bandara Soekarno-Hatta pada hari Rabu (25/10) sekitar 100 personel Brimob kemudian ditempatkan di Polsek Teluk Naga, Tangerang, Banten.
Wilayah Polsek Teluk Naga merupakan bagian dari Polres Tangerang Kota dan berada di bawah komando Polda Metro Jaya.
Sebagai intsitusi kepolisian yang bertugas mengamankan wilayah Ibukota Jakarta dan sekitarnya, Polda Metro Jaya memang sudah sering meminta dukungan atau bantuan dari luar, baik dari pasukan Brimob maupun TNI.
(Baca juga: Inilah 10 Ledakan Pabrik Kembang Api Paling Mematikan di Seluruh Dunia, Tragedi di Tangerang Termasuk?)
Pasukan Brimob atau TNI yang kemudian berada di bawah komando operasi (BKO) Kapolda Metro Jaya itu, tugasnya antara lain melakukan patroli untuk menjamin keamanan ibukota yang sudah diwarnai oleh aksi demo di istana Presiden, mengantisipasi gejolak setelah pergantian Gubernur/Wagub DKI, dan lainya.
Hingga saat ini Polri memiliki sekitar 34 satuan Brimob dan markasnya berada di setiap Polda seluruh Indonesia.
Bagi personel Brimob yang satuannya berada di luar jawa seperti Kalimantan Barat, mendapat tugas ke kawasan Ibukota Jakarta dan sekitarnya pasti merasa senang karena selain mendapatkan pengalaman baru juga untuk penyegaran.
Tapi 100 personel Brimob dari Polda Kalimantan Barat yang baru akan memulai tugas-tugasnya di hari pertama di kawasan pinggiran Ibukota Jakarta itu sama sekali tidak menduga jika akan segera menghadapi peristiwa luar biasa.
Yakni, ledakan pabrik kembang api di Kosambi Tangerang, yang kejadiannya “tidak berbeda dibandingkan ledakan bom yang dilakukan oleh teroris”.
Karena pabrik kembang api yang terbakar itu berada tidak jauh dari lapangan tempat personel Brimob Polda Kalimantan Barat melaksanakan apel pagi, mereka cepat bereaksi.
Bersama warga sekitar para personel Brimob segera melakukan operasi penyelamatan kepada karyawan pabrik kembang api yang masih terjebak di dalam pabrik.
Operasi yang dilakukan Brimob itu sebenarnya tidak berbeda ketika mereka sedang berlatih untuk membebaskan orang yang disandera teroris dengan risiko bangunan akan meledak.
(Baca juga: Tragedi Pabrik Mercon: Langit yang Berubah Gelap dan Jeritan Minta Tolong dari Balik Pintu yang Terkunci)
Langkah pertama yang dilakukan Brimob adalah mendobrak tembok (breaching) dengan cara menjebolnya menggunakan martil yang dipinjam dari warga sekitar.
Jebolnya tembok yang membatasi pabrik kemudian segera bisa digunakan para pekerja yang terjebak untuk meloloskan diri secara terkoordinasi.
Ketika terjadi ledakan susulan yang seperti ledakan bom diikuti menyebarnya asap pekat , para personel Brimob bersama warga pun bergerak mundur sambil tiarap, menuju tempat terbuka untuk selanjutya menangani korban ledakan pabrik kembang api.
Berkat reaksi Brimob yang sudah terlatih untuk menghadapi korban ledakan pabrik kembang api yang mirip “serangan bom teroris” itu, korban yang jatuh pun bisa diminimalisir.
Pengalaman berharga bagi para personel Brimob Polda Kalimantan Barat dalam penugasannya di kawasan sekitar Ibukota itu, pasti akan menjadi cerita tersediri yang tak habis-habisnya ketika mereka telah kembali ke markasnya.