Find Us On Social Media :

Joachim Peiper, Pembantai Pasukan Sekutu yang Setelah Diadili Justru Lolos dari Hukuman Mati

By Moh Habib Asyhad, Sabtu, 18 November 2017 | 06:00 WIB

Intisari-Online.com - Salah seorang figur paling kontroversial di lingkungan pasukan elite Jerman Nazi Waffen SS adalah Joachim Peiper.

Komandan pasuka SS yang terkenal tampan tapi juga kejam ini dilahirkan 30 Januari 1915 di Berlin.

Pada usia 19 tahun, Peiper bergabung dengan satuan elite SS-Leibstandarte Adolf Hitler. 

(Baca juga: Tidak Hanya Dihajar di Dunkirk, Pasukan Inggris Juga Pernah Babak Beluk oleh Pasukan Jerman Nazi di Libia)

(Baca juga: Kisah Muslim Albania Lindungi Pengungsi Yahudi dari Nazi Jerman Ini Semoga Bisa Menampar Kita Semua)

Setelah menyelesaikan pendidikan kemiliteran di  SS, ia mendapat pangkat SS Untersturmfuhrer yang setara dengan Letda.

Peiper yang berwajah tampan, tahun 1938-1939 dipilih sebagai ajudan Heinrich Himmler.

Sewaktu perang pecah, ia langsung diterjukan di Front Barat dan meraih bintang jasa Salib Besi (Iron Cross).

Dia semakin dikenal sebagai perwira yang pemberani dan cerdas dalam berbagai pertempuran di Front Timur.

Pernah dalam tahun 1943 ia memimpin satuan lapis bajanya menyusup jauh ke wilayah musuh untuk menyelamatkan pasukan Jerman yang terisolasi.

Dia menghantam habis pasukan Soviet yang berusaha mencegah pasukan Jerman tadi meloloskan diri. Atas aksinya ini Joachim Peiper memperoleh Salib Ksatria (Knight Cross).

Ia menjadi komandan yang populer dan disegani, karena tak pernah meminta prajuritnya melakukan hal yang ia sendiri tidak menjalankannya.

Dalam ofesif besar terakhir Jerman di Ardennes akhir 1944, Peiper yang memimpin pasukan tank jenis Konigstiger sebagai ujung tombak serbuan, berhasil membuat pasukan AS kocar kacir.

Namun elemen pasukannya, SS-Panzer Regiment 1 ketika mencapai kota persimpangan Malmedy (Malmedy Masacre), menembaki tawanan Amerika yang telah dilucuti.

Setelah perang selesai, Peiper yag terakhir berpangkat SS-Standartenfuhrer atau Kolonel diadili oleh AS di Dachau dan divonis mati.

Karena kesaksian dan pengakuan dalam sidang itu diketahui sebagai akibat penyiksaan fisik maupun psikis yang dialaminya, hukumannya diubah menjadi penjara seumur hidup.

Akhir 1956 ia malah  dibebaskan. Setelah tinggal di Jerman selama 14 tahun, Peiper pindah ke kota kecil Traves di Perancis.

Di sinilah ia mulai mendapat ancaman dari kelompok komunis. Tatkala keadaan semakin memburuk, ia ungsikan istriya kembai ke Jerman, tetapi Peiper dengan semangat militernya berniat bertahan.

Peiper bahkan selalu mnenekankan bahwa dirinya bangga sebagai tentara Nazi.

(Baca juga: Ternyata, Pasukan Gunung Waffen SS Nazi Ini Terdiri Atas Warga Muslim dan Kristen Bosnia)

(Baca juga: Waffen SS & Fallschirmjager: Dua Pasukan Elite Nazi Yang Kemampuan Tempurnya Menginspirasi Pasukan Elite Dunia Masa Kini)

Meskipun ada upaya pembunuhan dari kaum komunis Perancis, Peiper yang pernah bekerja di pabrik otomatif meninggal karena sakit pada 14 Juli 1976 di usia 61 tahun dan dimakamkan di Schondorf, Jerman.