Find Us On Social Media :

Operasi Rahasia CIA Hancurkan Komunisme, Senyap Namun Korbankan Banyak Nyawa Tak Berdosa

By Ade Sulaeman, Kamis, 19 Oktober 2017 | 20:00 WIB

Untuk mmanaskan situasi, Gladio melancarkan sejumlah aksi pengeboman di sejumlah lokasi penting.

Satu bom diledakkan di kawasan National Agrarian Bank sehingga menewaskan 17 orang dan melukai 88 orang lainnya.

Sejumlah bom lainnya diledakkan di dua kota yang menjadi simbol politis Italia, Roma dan Milan.

Badan intelijen Italia yang dipimpin oleh Jenderal Gianadelio Maletti langsung melakukan penyelidikan (counterintelligence) atas aksi teror itu.

Penyelidikan berlangsung cukup lama antara tahun 1971-1975 dan meneukan bukti bahwa aksi pengeboman yang menimbulkan kerugian besar itu berkaitan dengan agen CIA yang bermarkas di Jerman.

Jenderal Gianadelio juga memaparkan peran agen CIA dalam aksi pengeboman adalah pada penyediaan bahan peledak.

Pada tahun 2000 pemerintah Italia akhirnya mengumumkan hasil penyelidikannya yang terdiri dari 300 halaman.

Kesimpulannya tidak jauh dari paparan Jenderal Gianadelio.

(Baca juga: CIA: Berperan Besar Tumbangkan PKI Sekaligus Terlibat dalam Berbagai Upaya Membunuh Presiden Soekarno)

Pemerintah Italia secara terus terang menyatakan bahwa aksi pengeboman dilancarkan oleh kelompok Gladio yang memiliki hubungan langsung dengan pemerintah AS, khususnya CIA.

Selain Gladio, kelompok teror yang beroperasi di Italia adalah Brigade Merah yang didirikan oleh Renato Cursio dan Mario Moretti pada tahun 1970.

Untuk melakukan kontak dengan CIA, Brigade Merah memiliki semacam kantor perwakilan, Hyperion Language School yang berada di Paris, Perancis.

Para pengurus Hyperion Language antara lain Corrado Simioni, Duccio Berio, dan Moretti. Simioni selama ini dikenal sebagai pekerja di Radio Free Europe, dan dua rekan lainnya juga aktivis kelompok rahasia sayap kiri yang bergerak di Italia.

Aksi teror Brigade Merah yang mengguncang Italia adalah penculikan terhadap mantan Perdana Menteri Aldo Moro dan kemudian membunuhnya (1978).

Moro yang pernah dua kali menjabat sebagai PM Italia (1963-1968/1973-1976) menjadi sasaran Brigade Merah karena kekuasaannya didukung oleh Partai Komunis Italia.

Kaitan CIA atau AS dalam kasus pembunuhan Moro oleh Brigade Merah sangat jelas. Ketika berkunjung ke AS pada tahun 1974, Moro sudah diperingatkan oleh Menteri Luar Negeri AS saat itu Henry Kissinger agar melepaskan hubungannya dengan Partai Komunis atau jiwanya akan terancam.

Tak lama kemudian terjadi aksi penculikan Moro oleh Brigade Merah. Penyelidikan yang kemudian di lakukan oleh steven Pieczenic juga menemukan bukti bahwa jiwa Moro sengaja dikorbankan demi stabilitas politik di Italia.

Surat-surat pribadi Moro yang ditulis selama disekap juga mengungkapkan bahwa dirinya telah diculik oleh Brigade Merah yang dikendalikan agen-agen Barat yang merupakan “gerilyawan” NATO.

Teror berupa pengeboman ternyata terus berlangsung di Italia khususnya yang berlangsung di pusat kota Bologna pada 2 Agustus 1980.

Aksi teror di Bologna berupa peledakan stasiun kereta api yang berlangsung pada jam sibuk dan saat peron stasiun sedang dipadati oleh calon penumpang.

Bom yang ditaruh di dalam koper yerbuat dari bahan peledak high explosive seperti TNT (Trinitrotoluene), T4 (Cyclotrimethylenetrinitramine) dan Composition B.

Akibat aksi pengeboman itu sebanyak 85 orang tewas dan 200 lainnya luka-luka.

Dari bahan peledak yang digunakan teroris polisi Italia bisa mengidentifikasi bahwa di balik serangan kejam itu NATO dan CIA ternyata berada di belakangnya.