Find Us On Social Media :

Dibukanya Dokumen Rahasia Kedubes AS Tegaskan Bahwa CIA Memang Izinkan Pembantaian ‘Anggota’ PKI

By Ade Sulaeman, Rabu, 18 Oktober 2017 | 19:30 WIB

Kadang terjadi gesekan antara operasi CIA dan pasukan khusus AS di belakang garis pertahanan musuh karena dua kekuatan istimewa itu memang wajib merahasiakan operasi masing-masing.

Pada perkembangan terkini, CIA yang bermarkas di Langley, Virginia, AS dan memiliki 20.000 anggota, tugasnya tetap sama.

Yakni operasi mengumpulkan dan menganalisis data pemerintah atau negara lain yang sedang diincar AS, menyelidiki korporasi asing, dan individu.

Struktur organisasi CIA terdiri dari Markas Besar atau Kantor Para Pejabat Eksekutif, National Intelligence Estimates, Direktorat Intelijen, Dinas Klandestin Nasional, dan Direktorat Pendukung.

Hasil semua operasi intelijen kemudian menjadi masukan bagi kebijakan publik yang akan diambil pemerintah atau militer AS. Ketika perang melawan terorisme mulai dikobarkan AS pada 2004, CIA pun mengalami perkembangan dan kemudian berdiri Director of National Intelligence (DNI).

DNI yang juga merupakan lembaga pengganti NSA itu tugasnya antara lain mengkoordinasi, mengevaluasi, mengkorelasi, dan mengirim agen CIA ke berbagai sasaran.

Hasil dari semua kegiatan yang dilaksanakan DNI dan merupakan informasi terkini itu lalu disampaikan langsung kepada Presiden AS yang selanjutnya memutuskan langkah apa yang harus segera dilaksanakan.

Dari latar belakang sejarahnya peran CIA makin menonjol ketika PDII berakhir.

Pasca PD II (1945) pasukan Uni Soviet dan Sekutu yang sukses menghancurkan Nazi Jerman saling merayakan kemenangan secara bersama bak dua sahabat karib.

Tapi hubungan persahabatan itu mendadak buyar ketika kedua negara, Uni Soviet yang kemudian membentuk kekuatan Blok Timur dan AS serta sekutunya yang membentuk Blok Barat, mulai terlibat perang ideologi antara komunis dan kapitalis.

Perang Dingin yang diwarnai oleh perlombaan senjata pemusnah massal (nuklir) dan rebutan pengaruh di kawasan Asia dan Eropa pun mulai menciptakan peperangan baru.

Perseteruan berdarah antara Blok Barat dan Blok Timur tidak hanya melibatkan bentrokan bersenjata antara militer seperti yang berkecamuk di Perang Korea, Perang Vietnam, konflik Jerman Barat dan Timur, dan lainnya tapi juga pertarungan antara dunia intelijen khususnya KGB vs CIA.