Find Us On Social Media :

50 Tahun Terbunuhnya Che Guevara: Pemegang Doktrin yang Teguh, Namun Sering Lupa dengan Realitas

By Ade Sulaeman, Selasa, 10 Oktober 2017 | 10:30 WIB

Che Guevara seorang yang dibakar oleh panggilan hidup. Baginya Kuba bukan tempat terakhir, tetapi sekadar batu loncatan untuk mengobarkan revolusi gerilya di seluruh benua Amerika Latin.

Ia berpendapat, negara-negara Amerika Laitn yang berbahasa Spanyol merupakan kesatuan. Kesatuan ini dirusak oleh pecah belah kolonialisme. Adalah tugasnya untuk mengembalikan persatuan itu.

Ia tak betah menetap sebagai Menteri Perindustrian di Kuba. Sering ia berkata kepada teman-temannya kalau ia berhasil menjadikan gua Sierre Maestra untuk melancarkan gerilya terhadap Batista, maka kini ia hendak memindahkan “Sierra Maestra” itu ke pegunungan Andes untuk mengobarkan revolusi di negara-negara Amerika Latin.

Semakin lama semakin sering ia cekcok dengan Castro. Bahkan pernah dikecohkan dalam salah satu percekcokan itu Castro naik pitam sheingga melepaskan tembakan kepadanya.

Mungkin desus-desus itu benar, tetapi yang lebih bisa dipercaya, mungkin ia kini sedang melaksanakan impian hidupnya di salah satu negara Amerika Latin.

Guevara lahir di Rosario, Argentina pada tanggal 14 Juni 1928. Saudaranya lima orang, ia anak sulung. Ayahnya seorang arsitek.

Neneknya perempuan meninggal karena kanker. Katanya ini menjadi sebab mengapa Che kemudian belajar menjadi dokter.

Sebagai anak-anak ia dirundung penyakit dan menderita asma. Ayahnya  mendorong agar ia berolahraga, berenang, main golf dan rugby.

(Baca juga: Fidel Castro: Revolusinya Belum Mati-mati!)

Sebagai anak belasan tahun ia sudah membaca buku-buku “kiri” dan turut demonstrasi-demonstrasi menentang Peron.

Ia pernah berkeliling Amerika Selatan dengan jalan kaki dan bersepeda. Kembali ke Argentina, ia melanjutkan studinya dan berhasil lulus sebagai dokter pada tahun 1953.

Ia segera meninggalkan tanah airnya untuk menghindarkan diri dari dinas militer pada tentara Peron. Ia menggabungkan diri pada gerakan-gerakan “kiri” di Bolivia, Peru, Ekuador, Panama, dan Kostarika.