Find Us On Social Media :

Upaya ISIS Mengklaim Aksi Penembakan Massal di Las Vegas Mungkin Hanya ‘Basa-basi’

By Ade Sulaeman, Senin, 9 Oktober 2017 | 13:00 WIB

Pasalnya dengan pemerintah Irak yang sekarang mereka malah menjadi bersahabat gara-gara sama-sama memerangi ISIS.

Tapi di Suriah, militer AS terpaksa “bersahabat” dengan pasukan militan ISIS karena sama-sama ingin menumbangkan pemerintah Suriah di bawah pimpinan Presiden Bashar al Assad.

Hingga saat ini Presiden Assad yang didukung oleh pasukan pemerintah Suriah dan militer Rusia masih memiliki kekuatan militer yang memadai untuk menghadapi pasukan pemberontak Suriah, pasukan militan ISIS, dan pasukan AS.

Rusia dan AS sebenarnya sudah memperebutkan Suriah sejak dulu di era Perang Dingin masih berlangsung.

Tapi untuk menunjukkan bahwa kedua negara ini tidak berseteru di Suriah, keduanya kadang-kadang sama-sama menyerang militan ISIS tapi ada bedanya.

Rusia serius menggempur ISIS di Suriah, sebaliknya militer AS melakukannya dengan setengah hati.

Baik Rusia maupun AS sama-sama ingin menguasai Suriah karena negara di Timur Tengah ini kaya akan tambang minyak.

Jika Suriah berhasil dikuasai AS, maka pasukan ISIS yang selama ini dibantunya akan dengan mudah ditumpas, apalagi pasukan ISIS kondisinya pasti sudah makin melemah.

Pasukan yang saat ini berhadapan di Suriah sebenarnya pasukan yang bertempur demi kepentingan AS dan Rusia.

Jika pasukan AS dan Rusia sulit memperoleh kemenangan telak dan tidak ada salah satu yang berhasil jadi penguasa di Suriah, solusinya juga jelas.

Rusia dan AS mengadakan perundingan damai dan Suriah akan dibagi dua. Sebagian wilayah Suriah untuk Rusia dan sebagian lagi untuk AS.

Namun dalam upaya “mendapat bagian” itu, militer AS di Suriah masih membutuhkan ISIS dengan cara memberikan bantuan keuangan dan persenjataan.

Oleh karena itu ISIS memilih bungkam demi mengklaim aksi pembantian Paddock di Las Vegas agar bantuan dari AS tidak dihentikan.

Toh tanpa dipengaruhi oleh ISIS, warga AS yang bebas memiliki senjata api ternyata bisa “berkreasi sendiri” untuk melaksanakan aksi teror di dalam negeri.

Apalagi dari sisi kualitas, aksi teror seperti yang dilakukan Paddock, bahkan terkesan lebih kejam dibandingkan aksi teror yang sering dilakukan ISIS di negara-negara Eropa.