Find Us On Social Media :

Bagi Anda yang Mau Melamar Kerja, Bisakah Psikotes Diakali?

By Moh Habib Asyhad, Minggu, 8 Oktober 2017 | 09:00 WIB

Tes itu akan diuji di berbagai daerah, terhadap berbagai tingkatan sosial-pendidikan dulu, sebelum secara resmi dipakai di Indonesia.

Terutama kalau soal-soal (items) tes tersebut memakai banyak "kata" (words) yang mengungkap pengetahuan yang banyak kaitannya dengan aspel sosial-budaya suatu negara (misalnya, judul buku, nama pahlawan, istilah, pepatah).

Sebab, ilmu psikologi mengenal istilah tes "bebas budaya" (cukurcd-free), yang tidak mengandung kata-kata khusus, juga pengerjaan jawaban hanya berdasarkan logika - yang secara universal pasti sama.

Dalam tes bebas budaya ini pun, psikolog tetap hams berhati-hati.

Mengingat tolok ukur untuk membaca hasil tes di suatu negara asal tes yang sangat maju, tidak begitu saja dipakai untuk membaca hasil dari negara yang kondisi sosial-ekonomi- budayanya, belum semaju negara pertama.

Evaluasi psikologis mencakup lima hal: kecerdasan, kemampuan khusus (keuangan, teknik, komunikasi, menjual, dsb.), bakat, minat, dan sikap.

Hasil tes bakat dan minat, dapat berupa panduan mengenai minat seseorang.

Misalnya, minat kepada hal yang berkaitan dengan angka, kegiatan luar dan dalam ruang, berkomunikasi, perhatian terhadap hal yang berkaitan dengan ilmu pasti atau seni-budaya.

Sedangkan hasil tes sikap berupa ukuran dari sikap seseorang terhadap suatu permasalahan.

Tes kepribadian dapat berupa rangkaian pertanyaan, tugas menggambar atau tes grafts yang berlandasan sama dengan grafologis. Tes ini menilai coretan tangan hasil penerusan "getaran" dari dalam jiwa seseorang.

Tak heran Prof. J. Nimpuno, grafolog terkenal dari Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran, Bandung, dapat mendeteksi suatu penyakit akut dalam diri seseorang, melalui tulisan tangan orang itu.

(Baca juga: Jawaban untuk 5 Pertanyaan Umum saat Wawancara Kerja)