Pada 24 dan 25 Juni tim pengintai pasukan Custer yang tiba di ketinggian, Crow Nest dan berjarak sekitar 23 km dari sungai yang membentang di Little Bighorn berhasil mendeteksi aktifitas Indian.
Esok harinya ketika matahari bersinar terang tim pngintai mendeteksi adanya pergerakkan kuda-kuda poni dalam jumlah besar.
Custer yang penasaran kemudian turut dalam pengintaian tapi tidak berhasil mendeteksi pergerakkan kaum Indian dalam jumlah besar.
Custer hanya menemukan kegiatan Indian dalam jumlah tidak begitu besar yang berjarak 16 km dari lokasi pasukannya membangun kemah.
Dengan perhitungan bahwa Indian yang akan diserangnya berjumlah kecil, Custer yang sedang memimpin 12kompi pasukan berkuatan 600 personel berniat melancarkan serangan dadakan.
Saat itu Custer mendapat info intelijen jika prajurit Indian berjumlah sekitar 800 orang dan didominasi oleh suku Lakota di bawah pimpinan Sitting Bull.
Menghadapi 800 prajurit Indian yang sedang kecewa terhadap kebijakan militer AS di kawasan konservasi bagi Custer bukan merupakan satu hal sulit.
Dengan 12 kompi pasukan yang dipimpinnya, Custer yang telah berpengalaman dalam Perang Saudara Amerika masih sanggup menghadapi prajurit Indian yang memiliki senjata beragam lebih dari 1000 orang.
Target serangan pasukan Custer sebenarnya bukan untuk bertarung melainkan mencegah orang-orang Indian pipmpinan Sitting Bull kabur makin jauh dari kawasan reservasi.
Pada pengintaian paling terakhir dari jarak 4 km, Custer yakin jumlah Indian yang akan diserangnya berjumlah sedikit dan tidak perlu mengulur-ngulur waktu lagi untuk menyerangnya.
Untuk melancarkan serangan dadakan Custer membagi kekuatan pasukan menjadi tiga sayap.
Custer sendiri memimpin pasukan yang berada di sayap kedua. Sebagai serangan pembuka , Custer mengirim tiga kompi pasukan di bawah pimpinan Kapten Banteen untuk melancarkan misi pengintaian dengan cara melambung dari sisi perkemahan Indian.