Find Us On Social Media :

Pertempuran Little Big Horn, Perang Brutal yang Berakibat Terbantainya Ratusan Pasukan AS oleh Prajurit

By Moh Habib Asyhad, Sabtu, 7 Oktober 2017 | 17:30 WIB

Pada 1876 salah satu kepala suku Indian yang paling dihormati, Sitting Bull, yang berasal dari suku Sioux, mengajak kepala-kepala suku seperti dari Lakota dan Cheyene serta suku lainnya kabur dari kawasan reservasi (Standing Rock Indian Reservation).

Sitting Bull yang juga dikenal sebagai sesepuh Indian dan memiliki kekuatan suprantural memang disegani.

Selain pandai memimpin ia juga berani mempengaruhi suku-suku lain untuk keluar dari kawasan reservasi.

Sitting Bull yakin tindakanya akan berhasil setelah  mendapatkan  penampakkan (vision)  bahwa orang-orang Indian akan mengalahkan pasukan kulit putih, 7th Cavalry.

Persiapan perang

Kaburnya sejumlah suku Indian dari kawasan reservasi  munuju kawasan sebelah barat Montana membuat  militer AS segera melakukan pengejaran.

Dari sisi territorial militer, Montana berada di bawah kontrol Bighorn and Yellowstone Expedition di bawah pimpinan Brigadir Jenderal George Crook dan bermarkas di Fort Fetterman.

Dari karier militernya Crook sudah kenyang bertempur melawan suku-suku Indian  sejak tahun 1852 dan pernah mendapat luka akibat panah Indian pada tahun 1857 (Pitt River Expedition).

Sebelum ditugaskan di kawasan Bighorn dan sekitarnya, dengan pangkat kolonel, Crook menjabat sebagai komandan 36th Ohio Volunteer Infantry.

Untuk melaksanakan pengejaran dengan tujuan mengembalikan para Indian ke kawasan konservasi atau malah menumpasnya, 7thInfantry  di bawah pimpinan Kolonel John Gibbon mengerahkan 6 kompi pasukan.

Selain kekuatan dari 7th Infantry, Brigjen Crook juga mengerahkan pasukan 3rd Cavalry yang terdiri dari 10 kompi 

Sementara itu pasukan AS yang berada di kawasan Dakota dan di bawah komando Brigadir Jenderal Alfred Terry juga mengerahkan pasukan untuk memerangi orang-orang Indian yang kabur.