Find Us On Social Media :

HUT TNI: Jenderal Soedirman, Sang Guru yang Jadi Panglima Besar

By Ade Sulaeman, Kamis, 5 Oktober 2017 | 16:30 WIB

Selesai mengikuti latihan, ia diangkat menjadi Daidancho (Komandan Daidan, setara batalyon) di Banyumas.

Beberapa bulan setelah Proklamasi Kemerdekaan RI 17 Agustus 1945, pasukan Inggris mendarat di Indonesia atas nama Sekutu.

Mereka bertugas mengurus tawanan perang yang disekap Jepang, dan melucuti senjata tentara Jepang yang sudah kalah perang.

Di berbagai daerah, mereka yang sedang menunggu diangkut pulang ke Jepang itu diminta menyerahkan senjatanya kepada tentara Indonesia.

Tetapi ada yang tidak rela menyerahkan senjata inventaris negara mereka.

Permintaan lalu berubah menjadi perebutan dengan paksa, hingga menelan banyak korban di kedua belah pihak.

Berbeda dengan Banyumas. Tak ada pertumpahan darah dalam proses penyerahan senjata.

Itu berkat kearifan mantan Daidancho Soedirman dalam berunding. la juga memberikan jaminan perlindungan kepada bekas tentara Jepang.

"Para komandan TKR berbagai daerah yang hadir dalam rapat pimpinan di Markas Tinggi Tentara Keamanan Rakyat di Yogyakarta, kebanyakan dari Jawa Tengah," tulis Abdul Haris Nasution dalam "Tjatatan-tjatatan Sekitar Politik Militer di Indonesia" (Intisari Juni 1964).

"Dari Jawa Timur hanya beberapa, karena sebagian besar sedang bertempur mempertahankan wilayah melawan Belanda.