Find Us On Social Media :

Agama Baru Itu Bernama ‘Jalan Masa Depan’, Pendirinya Mantan Pegawai Google, Tuhannya Kecerdasan Buatan

By Moh Habib Asyhad, Minggu, 1 Oktober 2017 | 13:40 WIB

Intisari-Online.com - Semua orang sedang was-was dengan perkembangan kecerdasan buatan alias artificial intelligence (AI) yang semakin gencar saja.

Beberapa bahkan khawatir kecerdasan buatan ini bisa “menguasai” dan "menginvasi" manusia.

Dan belum lama ini, seorang mantan pegawai Google bernama Anthony Levandowski mendirikan sebuah agama baru. Tuhannya: AI alias kecerdasan buatan itu sendiri.

(Baca juga: Google Kembangkan Kecerdasan Buatan yang Mampu Prediksi dan Rencanakan Masa Depan. Keren atau Justru Menakutkan?)

Agama baru itu diberi nama Way of the Future alias Jalan Masa Depan.

Keberadaannya diketahui lewat sebuah dokumen pendirian organisasi yang diajukan ke pemerintah negara bagian California, Amerika Serikat.

Levandowski didaftarkan sebagai CEO dan Presiden organisasi Way of the Future.

Tujuan organisasi ini adalah “mengembangkan dan mempromosikan kesadaran tentang figur Tuhan berbasis kecerdasan buatan”.

Meski begitu, belum diketahui apa saja kegiatan Way of the Future sejauh ini. Yang jelas, Levandowski bukan tokoh asing di dunia Artificial Intelligence. Dia terlibat dalam pengembangan AI untuk proyek mobil swa-kemudi di Google (Waymo).

Setelah hengkang dari Google, Levandowski mendirikan startup truk swa-kemudi bernama Otto yang kemudian dicaplok oleh Uber.

Harap dicatat, Levandowski adalah sosok di tengah kemelut Uber dengan Google.

Dia dituduh mencuri teknologi mobil swa-kemudi semasa bekerja di Google, kemudian menerapkannya di Otto dan Uber. Levandowski kemudian diberhentikan dari Uber pada Mei lalu.

Seperti disinggung di awal, AI membuat orang-orang bersilang pendapat, termasuk mereka yang berada di Silicon Valley terbelah dua.

(Baca juga: Bisa-bisa Dokter Manusia Enggak Berguna Lagi: Robot di China Berhasil Lakukan Bedah Gigi Tanpa Bantuan Manusia)

Sebagian pihak, termasuk Google dan Facebook getol mendorong pengembangan AI yang dipandang bakal menjadi penopang masa depan.

Di sisi lain, sejumlah tokoh seperti Elon Musk dan Bill Gates mewanti-wanti supaya pengembangan AI dilakukan secara hati-hati dan terkontrol supaya tak malah membahayakan manusia dengan kecerdasan yang terlalu tinggi.